REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyerukan kepada warganya untuk lebih banyak mengkonsumsi nanas. Hal ini untuk membantu para petani, karena China akan menghentikan impor nanas dari Taiwan mulai Maret.
Langkah tersebut memicu kecaman dari partai yang berkuasa di Taiwan. Dalam sebuah unggahan di Facebook, Tsai mengatakan bahwa ekspor pertanian Taiwan telah memenuhi standar internasional.
"China secara sepihak menangguhkan impor nanas Taiwan. Ini jelas bukan keputusan perdagangan yang normal. Untuk mendukung petani, ayo kita makan nanas bersama-sama," ujar Tsai.
Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa di Taiwan mengatakan, di atas "intimidasi militer" yang sedang berlangsung, Beijing juga menggunakan larangan impor untuk memberikan tekanan ekonomi pada Taiwan. Diketahui, China adalah mitra dagang utama Taiwan meskipun kedua negara mengalami ketegangan politik.
"Ini bukan pertama kalinya China menggunakan ekspor pertanian ke negara lain sebagai ancaman politik," kata DPP dalam sebuah pernyataan.
Taiwan mengekspor sekitar 46.000 metrik ton nanas tahun lalu. Sementara itu, lebih dari 90 persen nanas diekspor ke China.
Beijing berulang kali menggunakan kekuatan militer untuk menekan Taiwan. China berulang kali melakukan misi udara di sudut barat data zona identifikasi pertahanan udara Taiwan dalam beberapa bulan terakhir. Akhir pekan lalu, belasan pesawat tempur dan pembom China melakukan latihan di dekat pulau-pulau yang dikuasai Taiwan di Laut China Selatan.