REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Utara berharap kepada pemangku kepentingan agar memberikan perhatian khusus terkait munculnya Harimau Sumatera "Panther Tigris Sumatrae" di Desa Kuala Beringin, Kabupaten Labuhanbatu Utara.
"Fenomena munculnya satwa liar seperti harimau beberapa bulan terakhir ini tentunya menjadi perhatian serius," ujar Direktur Eksekutif Walhi Sumut Doni Latuparisa.
Ia menduga, munculnya satwa yang dilindungi tersebut di daerah pedesaan berkaitan dengan terganggunya ekosistem hutan yang menjadi habitatnya. Setidaknya ada 16 kasus munculnya harimau ke areal yang dikelola masyarakat.
"Bahkan sudah ada satu orang korban jiwa manusia dan hewan ternak milik masyarakat," ujar dia.
Doni mengatakan, Walhi ingin habitat satwa endemik Sumatera ini terjaga dari aktivitas ekonomi yang mengancam. Kasus yang terjadi di Labuhanbatu Utara, harus menjadi perhatian penuh, jangan sampai terjadi konflik antara manusia dengan harimau itu.
"Jika habitat tetap terjaga, tentu manusia dengan satwa bisa hidup harmoni," kata pemerhati lingkungan itu.
Sebelumnya seekor Harimau Sumatera terlihat di Desa Kuala Beringin, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.