Senin 01 Mar 2021 16:07 WIB

Jumlah Pasien Covid-19 di RLC Tangsel Menurun

Tren jumlah pasien di Rumah Lawan Covid-19 di Tangsel alami penurunan sejak Februari.

Rep: Eva Rianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pasien yang telah dinyatakan sembuh dari COVID-19 mendapatkan semprotan cairan disinfektan sebelum meninggalkan Rumah Lawan Covid tempat isolasi dan perawatan di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (19/1/2021). Pemerintah Kota Tangerang Selatan memulangkan 18 orang pasien yang dinyatakan sembuh atau negatif dari paparan COVID-19.
Foto: MUHAMMAD IQBAL/ANTARA
Pasien yang telah dinyatakan sembuh dari COVID-19 mendapatkan semprotan cairan disinfektan sebelum meninggalkan Rumah Lawan Covid tempat isolasi dan perawatan di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (19/1/2021). Pemerintah Kota Tangerang Selatan memulangkan 18 orang pasien yang dinyatakan sembuh atau negatif dari paparan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Jumlah pasien Covid-19 di Rumah Lawan Covid-19 (RLC) Kota Tangerang Selatan mengalami tren penurunan pada Februari 2021. Koordinator Rumah Lawan Covid-19 (RLC) Kota Tangerang Selatan Suhara Manullang menuturkan, sejak pertengahan Februari 2021, jumlah orang dirawat di tempat isolasi pasien Covid-19 tersebut di bawah 100 orang per hari.

“Sekarang sudah di bawah 100 pasien di tiap hari, itu sejak sekitar pertengahan Februari. Desember 2020 dan Januari 2021 kan melonjak, sampai akhir Januari di atas 100. Lalu awal Februari sudah mulai turun,” tutur Suhara kepada Republika.co.id.

Dia mengatakan, saat ini tidak ada lagi pasien masuk daftar tunggu. Kondisi tersebut berbeda dibandingkan kondisi pada bulan-bulan sebelumnya, sederet pasien masuk waiting list. “Sekarang sudah tidak ada lagi juga daftar tunggu, sudah mulai lancar,” ujarnya.

Suhara mengaku tren penurunan jumlah pasien Covid-19 di RLC lantaran sejumlah faktor. Diantaranya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro yang diterapkan di Kota Tangerang Selatan dan sejumlah kota di sekeliling Tangsel, terutama Ibu Kota. “Sebetulnya episentrum Jakarta kan jadi salah satu indikator juga untuk Tangsel. Kalau di sana melonjak, Tangsel ikut karena interaksi dengan Jakarta terjadi,” terangnya.

Di samping itu, lanjutnya, upaya vaksinasi Covid-19 yang tengah berjalan juga menjadi faktor. Namun, itu tetap masih perlu terus didorong agar upaya menekan kasus Covid-19 terus berjalan.

“Kemarin vaksin bagi nakes (tenaga kesehatan) 10 ribuan di Tangsel, lalu yang terkonfirmasi positif 7.000 berarti yang punya imunitas baru ada 17 ribu dari 1,7 juta masyarakat Tangsel, artinya masih 99 persen kemungkinan tertular logikanya. Sehingga kalau kita tidak menjaga prokes atau di hulu tidak disiplin, pasti di hilirnya terdampak,” jelasnya.

Berdasarkan data 16 April 2020 hingga 27 Februari 2021, sebanyak 2.156 orang menjalani karantina mandiri di Rumah Lawan Covid-19 (RLC) Tangerang Selatan. 1.905 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang.

Tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di RLC, kata Suhara mencapai hampir 100 persen. Tingginya tingkat kesembuhan, menurutnya, lantaran para pasien Covid-19 menjalani sejumlah aktivitas dan perawatan yang mendukung peningkatan imunitas tubuh sehingga lebih berpeluang untuk bisa sembuh.

“Tingkat kesembuhan 99,7 persen. 0,3 persen ada yang meninggal, tapi sempat dirujuk,” kata dia. Eva Rianti

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement