REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Tunangan jurnalis Arab Saudi yang dibunuh di Turki, Jamal Khashoggi meminta agar Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman (MBS) 'segera dihukum'. Hal itu disampaikan usai intelijen Amerika Serikat (AS) mengeluarkan laporan yang menyatakan MBS menyetujui pembunuhan Khashoggi.
"Hal itu tidak hanya akan membawa keadilan yang telah kami cari, tapi juga mencegah aksi yang sama terjadi lagi," kata Hatice Cengiz dalam pernyataannya seperti dikutip BBC, Senin (1/3).
Arab Saudi membantah laporan tersebut. MBS yang memerintah Arab Saudi menyangkal terlibat dalam pembunuhan tersebut. Khashoggi dibunuh saat mengunjungi kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki pada Oktober 2018 lalu.
Jurnalis berusia 59 tahun itu pernah menjadi penasihat pemerintah Arab Saudi dan dekat dengan keluarga kerajaan. Tapi, hubungan mereka merenggang dan Khashoggi pun mengasingkan diri ke AS pada 2017.
Sejak itu, ia menulis kolum mingguan di Washington Post yang mengkritik kebijakan-kebijakan Pangeran Mohammad. Di kolum pertamanya di koran AS tersebut, Khashoggi menulis ia takut ditangkap karena MBS menindak tegas mereka yang tidak sependapat dengan pemerintah.
"Intinya putra mahkota yang memerintahkan pembunuhan brutal tidak dapat disalahkan dan tidak bersalah, harus segera dihukum," kata Cengiz.
"Bila putra mahkota tidak dihukum, maka akan selamanya membahayakan kami semua dan menodai kemanusiaan kami," ujarnya.