Senin 01 Mar 2021 20:37 WIB

Survei: Mayoritas Orang Jerman Ingin Pelonggaran Lockdown

Saat ini, beberapa negara bagian telah mengizinkan bisnis buka.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Frank Hoermann/SVEN SIMON/picture alliance
Frank Hoermann/SVEN SIMON/picture alliance

Dua setengah bulan berlalu sudah sejak Jerman memberlakukan kebijakan kuncian (lockdown) ketat. Kini tampaknya pemerintah tidak dapat lagi mengandalkan dukungan publik untuk memberlakukan kebijakan tersebut, demikian menurut jajak pendapat yang dilakukan lembaga penelitian YouGov untuk kantor berita Jerman, dpa.

Hanya 26 persen dari responden yang disurvei oleh YouGov mengatakan mereka mendukung berlanjutnya langkah-langkah untuk membendung laju infeksi virus corona, dengan hanya 9 persen mendukung pemberlakuan kebijakan yang lebih ketat. Namun mayoritas responden (43 persen) setuju melonggarkan pembatasan, dan 17 persen setuju untuk sepenuhnya kembali ke normalitas.

Ini menandai pertama kalinya sejak penutupan besar-besaran dan pembatasan ketat mulai berlaku pada pertengahan Desember, jajak pendapat YouGov tidak menemukan adanya dukungan mayoritas untuk kebijakan penguncian. Sebagai perbandingan, survei yang dilakukan pada awal masa penguncian menunjukkan 73 persen orang setuju dengan tindakan tersebut.

Dipesan pelanggan

Saat ini, beberapa negara bagian telah mengizinkan bisnis seperti salon, toko bunga, dan toko perkakas untuk buka pada hari Senin (1/3). Sebagian besar toko itu tutup sejak 16 Desember. Restoran, bar, fasilitas olahraga dan rekreasi juga telah ditutup sejak 2 November dan hotel hanya diperbolehkan untuk mengakomodasi para tamu untuk urusan bisnis.

Marco Trapani, salah seorang pemilik salon di Dortmund bisa kembali bernapas lega setelah bisnisnya diperbolehkan kembali menerima pelanggan. Pada Senin pagi, salonnya sudah kedatangan dua perempuan dan empat laki-laki yang ingin menata rambut mereka.

Markus Prandzioch, salah satu pelanggan Trapani, memperingatkan bahwa selama lockdown, rambutnya digunting oleh istrinya di rumah.

Jadwal gunting rambut Trapani untuk seluruh Maret sudah penuh dipesan oleh para pelanggannya. Situasi ini tidak hanya dialami oleh salonnya. Asosiasi penata rambut di Jerman mengatakan bahwa banyak salon akan memperpanjang jam buka mereka untuk memenuhi membanjirnya permintaan.

Mencari bentuk keseimbangan 

Sebagian besar dari 16 negara bagian di Jerman telah kembali membuka sekolah-sekolah secara bertahap dalam beberapa pekan terakhir.

Pada 10 Februari lalu, Kanselir Angela Merkel dan perdana menteri negara bagian telah setuju untuk memperpanjang masa lockdown. Pertemuan berikutnya dijadwalkan berlangsung pada Rabu (3/3), dan diharapkan akan ada pembahasan mengenai pelonggaran lebih lanjut.

"Minggu ini akan menentukan arah untuk beberapa bulan mendatang,” ujar Perdana Menteri Negara Bagian Bayern Markus Soeder. Dia masih berpendapat bahwa situasi sebaran virus corona "tidak stabil”.

"Sangat penting bagi kita untuk membuat keputusan cerdas minggu ini,” ujar Schroeder. "Keputusan cerdas berarti bahwa suasana hati harus dipertimbangkan ... kita harus menemukan keseimbangan yang tepat antara kehati-hatian dan keterbukaan.”

Robert Koch Institut yang bertanggung jawab atas pengendalian penyakit menular di Jerman melaporkan 4.732 kasus baru infeksi virus corona selama 24 jam terakhir, dan melaporkan adanya 60 kematian, sehingga total kasus kematian menjadi 70.105.

Hingga Jumat (26/2) dilaporkan bahwa sedikitnya 4,7 persen populasi di Jerman telah menerima suntikan vaksin pertama, sementara 2,4 persen telah menerima suntikan kedua. Kemajuan yang relatif lambat ini menuai kritik tajam.

Bayern dan dua negara bagian lainnya di Jerman saat ini juga berencana memberikan total 15 ribu dosis vaksin kepada negara tetangga Republik Ceska, yang saat ini memiliki tingkat infeksi tertinggi di Uni Eropa.

ae/hp (dpa, AP)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement