Selasa 02 Mar 2021 02:00 WIB

Malaysia: ASEAN Harus Memainkan Peran Besar Soal Myanmar

Malaysia meminta semua pihak di Myanmar untuk menahan diri.

Red: Teguh Firmansyah
 Pengunjuk rasa pro-demokrasi ditahan oleh petugas polisi anti huru hara selama unjuk rasa menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, 27 Februari 2021.
Foto: REUTERS/STRINGER
Pengunjuk rasa pro-demokrasi ditahan oleh petugas polisi anti huru hara selama unjuk rasa menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, 27 Februari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia menyatakan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) harus memainkan peran lebih proaktif dalam memulihkan situasi di Myanmar. Hal ini menyusul aksi unjuk rasa warga penolak kudeta selama berminggu-minggu.

"Semua pihak harus menahan diri sepenuhnya dari penggunaan kekerasan," kata Menteri Luar Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein dalam sebuah pernyataan, Senin.

Baca Juga

Hussein menambahkan bahwa Malaysia mendukung penyelenggaraan pertemuan informal para menteri ASEAN, yang rencananya akan dilakukan secara virtual pada Selasa (2/3). Pertemuan secara khusus membahas situasi di Myanmar.

Seruan yang sama juga disampaikan Menlu Singapura Vivian Balakrishnan yang meminta otoritas militer Myanmar untuk menghentikan penggunaan kekuatan yang bisa membuat orang terbunuh. Ia juga meminta Myanmar segera mengambil langkah-langkah untuk menurunkan ketegangan guna mencegah terjadinya lagi pertumpahan darah, kekerasan, dan kematian.