REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menyebutkan kenaikan tarif tiket pesawat memberi pengaruh signifikan terhadap inflasi di DKI Jakarta pada Februari 2021.
"Tiket pesawat memberi andil tertinggi 0,04 persen terhadap inflasi Februari," ujar Kepala BPS DKI Buyung Airlangga di Jakarta, Senin (1/3).
Selama pandemi COVID-19, pemerintah menyubsidi tiket pesawat mulai Oktober sampai Desember 2020 dalam rangka membantu dunia penerbangan yang lesu, sehingga harga tiket bisa lebih murah. "Akan tetapi, sejak Februari harga tiket pesawat kembali ke harga normal," kata Buyung.
Padahal, menurut hasil Survei Biaya Hidup 2018 (SBH 2018), angkutan udara termasuk dalam 20 komoditas yang memiliki bobot tertinggi dari total konsumsi penduduk DKI Jakarta. Berikutnya, momentum libur Tahun Baru Imlek bertepatan dengan terjadinya normalisasi harga tiket pesawat itu juga dinilai ikut membuat harga tiket pesawat mempengaruhi inflasi secara signifikan.
Selain tiket pesawat, penyebab inflasi tertinggi kedua adalah beras dengan andil 0,02 persen. Buyung mengatakan bahwa intensitas curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir di sejumlah daerah termasuk daerah-daerah penghasil padi seperti Indramayu dan Karawang yang merupakan lumbung padi terbesar untuk Ibu Kota.
"Selama dua tahun terakhir, harga beras sangat stabil dan bisa dikatakan tidak berkontribusi sama sekali pada inflasi, namun luasnya lahan sawah yang puso atau gagal panen serta tersendatnya distribusi beras akibat banjir tidak bisa menahan laju inflasi dan menyebabkan harga beras naik secara rata-rata 1 persen," kata Buyung.
BPS DKI mencatat angka inflasi Jakarta pada Februari 2021 sebesar 0,18 persen.Namun angka inflasi tersebut dinilai masih lebih rendah, jika dibandingkan dengan inflasi tahun sebelumnya pada Februari 2020, yaitu sebesar 0,27 persen.