REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Sejumlah diplomat Rusia dan keluarganya dilaporkan meninggalkan Korea Utara (Korut), Ahad (28/2). Tindakan itu, dilakukan para diplomat menyusul kebijakan antivirus corona Pyongyang yang ketat dalam pemblokiran pembatasan transportasi dan perbatasan.
Dalam tindakan meninggalkan Korut itu, Kementerian Luar Negeri Rusia juga menampilkan foto dan video yang menunjukkan para diplomat berjalan kaki. Mereka lalu memuat bagasi menggunakan troli rel kereta. Tampak koper warna-warni mereka dengan latar belakang pemandangan gunung di tengah cuaca dingin.
“Karena perbatasan ditutup selama lebih dari satu tahun dan lalu lintas penumpang dihentikan, butuh perjalanan panjang dan sulit untuk pulang,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dikutip Asia One, Senin (1/3).
Berdasarkan informasi, kelompok diplomat itu berjumlah delapan orang, termasuk seorang anak berumur tiga tahun. Mereka, menurut pos perbatasan, disebut melakukan perjalanan 32 jam dengan kereta api dan dua jam dengan bus dari Pyongyang hanya untuk mencapai perbatasan Rusia pada Kamis lalu.
Kelompok tersebut lalu harus menyeberangi perbatasan dengan berjalan kaki, menaikkan barang bawaan, dan penumpang ke kereta troli. Sekretaris ketiga kedutaan besar Rusia Vladislav Sorokin bertugas sebagai 'mesin' kereta troli.