Selasa 02 Mar 2021 05:35 WIB

Insentif PPN Diharapkan Dorong Penjualan Stok Rumah

Insentif diharapkan dapat membantu masyarakat untuk memperoleh rumah yang layak huni.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Pekerja melakukan perbaikan perumahan bersubsidi di kawasan Citeureup, Bogor, Jawa Barat, Kamis (18/2).  Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengharapkan insentif fiskal pembebasan pajak tambahan nilai (PPN) untuk rumah dapat mendorong penjualan stok rumah.
Foto: Prayogi/Republika.
Pekerja melakukan perbaikan perumahan bersubsidi di kawasan Citeureup, Bogor, Jawa Barat, Kamis (18/2). Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengharapkan insentif fiskal pembebasan pajak tambahan nilai (PPN) untuk rumah dapat mendorong penjualan stok rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengharapkan insentif fiskal pembebasan pajak tambahan nilai (PPN) untuk rumah dapat mendorong penjualan stok rumah. Pemerintah kemarin (1/3) resmi memberikan insentif fiskal pembebasan PPN untuk rumah dengan harga jual maksimal hingga Rp 5 miliar.

"Dengan adanya kebijakan yang baru saja diumumkan diharapkan mendorong penjualan pasokan rumah yang telah dibangun oleh pengembang pada 2020 dan 2021 yang sekarang belum terserap," kata Basuki dalam konferensi video, Senin (1/3).

Baca Juga

Basuki menambahkan, insentif tersebut juga diharapkan dapat membantu masyarakat untuk memperoleh rumah yang layak huni. Khususnya rumah yang sudah ada di pasar perumahan melalui pembebasan PPN.

"Insentif ini diharapkan menjadi momentum percepatan pemulihan ekonomi nasional di bidang properti," tutur Basuki. 

Sebelumnya, Basuki mengatakan, berdasarkan data asosiasi untuk rumah nonsubsidi rentang kelasnya dari Rp 300 juta hingga Rp 1 miliar, stoknya ada sembilan ribu rumah. Lalu untuk rumah yang seharga dari Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar terdapat sembilan ribu rumah. Lalu untuk rentang kelas Rp 2 miliar hingga Rp 3 miliar terdapat stok 4.500 rumah. 

"Lalu untuk rentang kelas Rp 3 miliar hingga Rp 5 miliar terdapat 4.500 stoknya," tutur Basuki. 

Kriteria rumah yang mendapatkan insentif tersebut yakni rumah tapak dan susun. Insentif PPN sebesar 100 persen ditanggung pemerintah untuk rumah dengan harga jual paling tinggi Rp 2 milai. Sementara 50 persen PPN ditanggung pemerintah untuk rumah dengan harga jual lebih dari Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement