REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China belum siap untuk memberikan izin terbang kepada Boeing 737 Max. Wakil kepala regulator penerbangan China, Dong Zhiyi mengatakan, setelah masalah ditangani sepenuhnya China akan melakukan peninjauan akhir terhadap pesawat tersebut.
"Pihak berwenang telah berkomunikasi penuh dengan Boeing dan Administrasi Penerbangan Federal," ujar Dong, dilansir Bloomberg, Senin (1/3).
China adalah pasar penting bagi Boeing 737 Max, dan menjadi negara pertama yang memberlakukan larangan terbang terhadap pesawat tersebut setelah terjadi kecelakaan di Ethiopia dan Indonesia dalam kurun waktu lima bulan. Negara lain mengikuti jejak China dalam larangan penerbangan, yang mengakibatkan Boeing 737 Max dilarang terbang secara global selama sekitar 20 bulan.
Beberapa regulator besar telah memberikan izin kepada Boeing 737 Max untuk terbang lagi dalam beberapa bulan terakhir dan kembali beroperasi, seperti di Amerika Serikat, Eropa, dan Brasil. Selain itu, Australia dan Arab Saudi juga telah memberikan lampu hijau kepada 737 Max.
Pesanan pesawat Boeing ke China mulai mengering dalam empat tahun terakhir di tengah meningkatnya ketegangan perang dagang antara Washington dan Beijing. Chief Executive Officer Boeing Dave Calhoun pada Desember mengatakan, dia optimistis penjualan ke China akan kembali meningkat. Tiga maskapai besar China yaitu Air China, China Southern Airlines, dan China Eastern Airlines adalah pelanggan Boeing 737 Max. Sekitar sepuluh maskapai penerbangan Cina lainnya juga pelanggan Max.
"Saya percaya bahwa ketika hubungan yang konstruktif dimulai, maka semuanya akan tenang dan China akan ingin mendapatkan pesawat," ujar Calhoun.