Selasa 02 Mar 2021 12:41 WIB

Twitter akan Tandai Misinformasi Vaksin Covid-19

Twitter akan memberikan teguran hingga menangguhkan akun untuk mencegah misinformasi.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Twitter
Twitter

REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Twitter mengumumkan mereka mulai melabeli tweet yang membagikan informasi menyesatkan tentang vaksin Covid-19 pada Senin (1/3). Label tersebut akan menyertakan tautan ke informasi yang relevan dari badan resmi seperti Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Twitter berencana memberlakukan sistem lima teguran untuk pelanggar berulang yang dapat menyebabkan akun terkunci dan penangguhan permanen. Label baru tersebut mirip dengan spanduk anti-misinformasi Facebook atau label yang mulai diterapkan Twitter pada awal pandemi.

Baca Juga

Ini muncul sebagai teks di bawah tweet yang menyesatkan, dengan link ke informasi dari sumber resmi atau aturan Twitter. Twitter mengatakan pihaknya menerapkan label ini melalui kombinasi sistem tinjauan manusia dan otomatis, serta memulai peluncurannya dengan konten berbahasa Inggris terlebih dahulu.

Dilansir dari The Verge, Selasa (2/3), Twitter memiliki kriteria khusus untuk pelabelan dalam kebijakan informasi menyesatkan Covid-19. Secara umum, perusahaan menargetkan lima kategori informasi palsu atau menyesatkan.

Pertama, mengenai informasi yang salah tentang sifat virus. Kedua, informasi yang salah tentang kemanjuran pengobatan dan tindakan pencegahan. Ketiga, informasi yang salah tentang peraturan, batasan dan pengecualian terkait dengan nasihat kesehatan.

Baca juga : Jokowi Cabut Aturan Miras, Ketua PBNU: Sangat Bijak

Keempat, informasi yang salah tentang prevalensi virus dan risiko infeksi atau kematian. Kelima, afiliasi yang menyesatkan (misalnya, mengaku sebagai dokter atau pejabat kesehatan masyarakat). Label juga dimasukkan ke dalam sistem untuk misinformasi Covid-19.

Tweet berbahaya berlabel dihitung sebagai satu teguran. Jika Twitter menentukan informasi yang salah sangat berbahaya dalam mempertanyakan perawatan Covid-19 dan memicu konspirasi yang lebih besar, yang terkait dengan virus (seperti gagasan bahwa vaksin menyertakan microchip untuk melacak orang), perusahaan juga dapat menghapus tweet tersebut, yang dihitung sebagai dua teguran. Dari sana, teguran tingkat akun bertambah, memicu tindakan yang berbeda dari Twitter.

Menambahkan label menjadi bagian dari strategi yang lebih besar untuk melawan informasi yang salah. Ini sudah digunakan Twitter selama pemilu AS pada 2020. Twitter, menambahkan label ke tweet dari politisi-termasuk mantan presiden- ketika mereka memasukkan informasi yang tidak akurat.

Meskipun, tampaknya membantu, label tidak serta merta menghalangi orang untuk membagikan informasi tersebut. Menahan hukuman yang nyata seperti skorsing hingga ada lima tweet buruk juga berarti misinformasi bisa menyebar hanya dengan beberapa teks sebagai peringatan.

Berikut ini merupakan berbagai hukuman Twitter untuk berbagai jumlah teguran. Satu teguran: tidak ada tindakan, dua teguran: kunci akun 12 jam, tiga teguran: kunci akun 12 jam, empat teguran: kunci akun tujuh hari, sementara lima teguran atau lebih: penangguhan permanen.

Baca juga : Satu Tahun Covid-19 di RI, IDI: Tingkatkan Trust Masyarakat

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement