Selasa 02 Mar 2021 17:24 WIB

PBNU Apresiasi Presiden atas Pencabutan Perpers Miras

Pencabutan poin dalam perpres tersebut baru saja diumumkan Presiden.

Rep: Mabruroh/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud  (kanan)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua PBNU Marsudi Syuhud mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo yang mencabut lampiran Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 10 Tahun 2021 tentang pembukaan industri miras. Pencabutan poin dalam perpres tersebut baru saja diumumkan Presiden di Istana Merdeka pada Selasa siang tadi. 

"Saya secara pribadi dan secara organisasi baik NU atau MUI, mengucapkan terima Kasih dan mengapresiasi setinggi tingginya kepada Bapak Presiden Joko Widodo atas pencabutan perpres tersebut," kata Marsudi dalam keterangan tertulis, Selasa (2/3). 

Baca Juga

"Semoga Alloh menyelamatkan bangsa Indonesia dan Keberkahan semoga melimpahkan kepada Rakyat Indonesia dan Presidennya," sambungnya.

Pada prinsipnya tambah Marsudi, Adaulah ta'ny annidzom, annidzom liljami' negara adalah aturan, aturan untuk semua. Jika suatu aturan yang maslahahnya adalah untuk semua gololongan, maka ketika mayoritas publik masih belum bisa melihat kemaslahatannya dengan jelas, sebagai pengambil kebijakan rujukannya adalah Dar'ul mafasid Muqoddam , 'Ala jalbil masholih menolak kerusakan harus di dahulukan daripada mengharapkan kemaslahatannya.

Baca juga : Ketum PBNU Berharap Jokowi tak Buat Kebijakan Sembrono Lagi

 

 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَوْ اَنَّ قُرْاٰنًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ اَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الْاَرْضُ اَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتٰىۗ بَلْ لِّلّٰهِ الْاَمْرُ جَمِيْعًاۗ اَفَلَمْ يَا۟يْـَٔسِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ لَهَدَى النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَلَا يَزَالُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا تُصِيْبُهُمْ بِمَا صَنَعُوْا قَارِعَةٌ اَوْ تَحُلُّ قَرِيْبًا مِّنْ دَارِهِمْ حَتّٰى يَأْتِيَ وَعْدُ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيْعَادَ ࣖ
Dan sekiranya ada suatu bacaan (Kitab Suci) yang dengan itu gunung-gunung dapat digoncangkan, atau bumi jadi terbelah, atau orang yang sudah mati dapat berbicara, (itulah Al-Qur'an). Sebenarnya segala urusan itu milik Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman mengetahui bahwa sekiranya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sampai datang janji Allah (penaklukkan Mekah). Sungguh, Allah tidak menyalahi janji.

(QS. Ar-Ra'd ayat 31)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement