REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Heka Hertanto, Ketua Umum Artha Graha Peduli
Dunia merasakan rotasi bumi berjalan sangat lambat pada 2020. setelah sekitar 150 negara dijangkit virus corona pada 2020, berbagai perbatasan melanda belahan dunia. Bagi Indonesia, 2 Maret mendatang, genap satu tahun virus Corona diumumkan oleh Kepala Negara Joko Widodo. Antara percaya dan tak percaya, kasus positif Covid-19 terus meroket dari hari ke hari hingga tembus angka satu juta kasus positif Covid-19.
Pada awalnya, mayoritas negara berpendapatan virus yang diduga berasal dari Wuhan, China ini akan berakhir dalam enam bulan ke depan pascadinyatakan sebagai pandemi tahun lalu. Faktanya, serbuan virus ini menguncang semua negara. Bahkan hingga tidak semua negara bisa memperoleh vaksin Covid-19 dalam waktu cepat.
Sebut saja, negara tetangga Malaysia baru menerima vaksin Covid-19 pada pekan ketiga Februari 2021. Sementara RI pada masa tersebut sudah memasuki tahap kedua penyuntikan vaksin.
Sejak awal, Presiden Jokowi menegaskan untuk melawan virus Covid-19 harus dilakukan secara bersama, komprehensif, dan saling koordinasi. Dalam bahasa singkat yang gampang dipahami yakni perlu semangat gotong royong sebagai modal sosial rakyat Indonesia. Rela dan ikhlas mengeluarkan pemikiran, tenaga, uang/dana dan sebagainya untuk kemajuan bersama. Bagi Ibu Pertiwi, roh gotong royong bukan hal baru karena sudah mendarah daging sejak zaman dulu.
Gotong royong dari Bahasa Jawa yang berarti mengangkat (gotong) dan bersama (royong) ini sejalan dengan Pancasila. Dalam tataran pandemi, filsafat ini sejalan dengan semangat kebangsaan melawan pandemi Covid-19 melalui vaksinasi serta patuh protokol kesehatan. Vaksin bukan obat Covid-19 namun sebagai ikhtiar meningkatkan daya tubuh terhadap serangan virus.
Di dalam Buku Putih Pertahanan yang ditetapkan oleh Kementerian Pertahanan Indonesia pada 2015 menyebutkan wabah penyakit (pandemi/endemi) merupakan salah satu bentuk ancaman terhadap keselamatan segenap insan bangsa Indonesia dan dapat membahayakan kelangsungan negara bangsa Republik Indonesia.
Dampak wabah penyakit sangat berbahaya bagi sebuah negara. Sejarah menunjukkan dampak sejumlah penyakit dapat mengubah sebuah negara. Wabah penyakit pes dan flu Spanyol telah mengubah sejarah negara-negara di Eropa dan Amerika pada akhir abad ke-19 dan menjadi pelajaran bahwa ancaman wabah menjadi sesuatu yang serius bagi sebuah negara.
Dalam menghadapi ancaman ini, kita sebagai warga negara RI, dilarang panik, walaupun masih banyak yang perlu diwaspadai terkait adanya ketidakpastian dalam menghadapi Pandemi ini. Kita sebagai manusia tentunya tidak bisa lepas dari jati diri kita sebagai mahluk sosial yang sangat tergantung kepada interaksi sosial dan kegiatan ekonomi untuk menyambung hidup kita sehari-hari, akan tetapi kegiatan ini memiliki risiko yang tinggi untuk tertular virus Covid-19.