REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sejumlah laporan menyebutkan Donald dan Melania Trump sudah menerima vaksin sebelum meninggalkan Gedung Putih. Media-media Amerika Serikat (AS) melaporkan mantan presiden dan ibu negara itu divaksin Covid-19 sejak bulan Januari lalu.
Pada Selasa (2/3), the Guardian melaporkan New York Times, CNN, dan media AS lainnya mengutip sumber yang tak disebutkan namanya mengatakan Donald dan Melania Trump memilih untuk tidak mempublikasikan vaksinasi mereka. Hal itu tidak seperti Presiden Joe Biden, Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Wakil Presiden Mike Pence yang memilih disuntik di hadapan media. Tujuannya untuk mendorong kepercayaan masyarakat pada vaksin virus corona. Tidak diketahui vaksin apa dan berbanyak dosis yang telah diterima Donald dan Melania Trump.
Keduanya pernah terinfeksi virus corona saat kampanye pemilihan presiden 2020. Hal itu terungkap setelah Trump memberikan pidato dalam Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC) di Florida. Di hadapan pendukungnya ia mengatakan 'semua orang harus mendapat suntikan vaksin'.
Pernyataan itu membuat media bertanya-tanya apakah Trump sendiri sudah divaksin atau belum. Dalam pidato pertamanya sejak meninggalkan Gedung Putih enam pekan lalu Trump mengajak pendukungnya untuk divaksin. Media AS, Axios melaporkan simpatisan Partai Republik salah satu kelompok masyarakat yang paling enggan divaksin Covid-19.
Jauh sebelum Covid-19 Trump turut membantu meningkatnya gerakan anti-vaksin di AS. Ia kerap menyebarkan klaim konspirasi dan mempertanyakan ilmuwan di Twitter.
"Saya pikir vaksin dapat sangat berbahaya, dan jelas, Anda tahu, banyak orang yang membicarakan hubungan antara vaksin dengan autisme pada anak-anak," kata Trump tahun 2009 seperti dikutip New York Times.
Saat ia maju dalam pemilihan presiden, Trump juga berulang kali menyebarkan informasi palsu mengenai anak-anak yang menjadi korban vaksin. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan Journal of Experimental Social Psychology bulan Mei tahun lalu Trump menjadi 'presiden AS pertama yang pernah tercatat memiliki sikap anti-vaksin'.
"Jauh lebih banyak pemilih Trump yang khawatir dengan vaksin dibandingkan kelompok masyarakat Amerika lainnya," kata penelitian tersebut.