Selasa 02 Mar 2021 18:43 WIB

Tiga Game Changer Ini Bantu Pulihkan Ekonomi Indonesia

Pemerintah membentuk lembaga pengelola investasi untuk menarik dana investor.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Pemulihan ekonomi nasional. Ilustrasi
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Pemulihan ekonomi nasional. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengungkapkan, Indonesia memiliki tiga game changer atau pengubah situasi untuk menangani dampak pandemi Covid-19 pada tahun ini baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi. Pertama, program vaksinasi sebagai bentuk intervensi kesehatan mengingat krisis kesehatan ini telah mempengaruhi berbagai sektor.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, intervensi kesehatan sebab permasalahan yang dihadapi sekarang sangat berat.  ”Ini bukan hanya masalah ekonomi tapi ini adalah masalah kesehatan yang menjadi masalah ekonomi, sehingga pada dasarnya kita harus campur tangan di bidang kesehatan," ujarnya saat acara Webinar MNC Group Investor Forum 2021 secara virtual, Selasa (2/3).

Baca Juga

Suahasil menegaskan, kesehatan merupakan bidang yang harus diintervensi sesegera mungkin melalui vaksinasi gratis, gerakan 3M & 3T. Selain itu, perlu ada perbaikan fasilitas kesehatan dan kesiapan peralatannya.

Vaksinasi gratis sudah berlangsung di Tanah Air sejak awal Januari 2021. Pemerintah menargetkan 185,55 juta orang yang akan divaksin untuk mencapai herd immunity.

Suahasil menyebut, vaksin menjadi harapan besar bangsa Indonesia maupun berbagai negara belahan dunia. "Saat ini, sekitar 102 negara sedang berlomba melakukan vaksin untuk mencapai herd immunity global," ucapnya.

Game changer kedua, sambung dia, yakni alat ketahanan dan pemulihan yang ditopang oleh kebijakan fiskal. Alat ketahanan dan pemulihan yang dimaksud yakni program perlindungan sosial dan dukungan keberlanjutan dunia usaha. Adapun program perlindungan sosial diberikan kepada 40 persen masyarakat termiskin dan kelompok rentan. 

Kemudian program Keluarga Harapan (PKH), kartu sembako, bantuan sosial tunai, bantuan langsung tunai dana desa, kartu pra kerja, diskon listrik, dan kuota internet akan diberikan kepada kelompok tersebut.

"Kita masih memiliki tekanan pada konsumsi dan investasi. Tidak peduli berapa banyak investasi tapi kita masih memiliki masalah dalam permintaan dan inflasi masih sangat rendah," ucapnya.

Oleh sebab itu, Suahasil menyatakan pemerintah menjadikan APBN sebagai instrumen stimulus fiskal karena disusun secara fleksibel yang salah satunya alokasi untuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement