Dia menyayangkan telur sebagai sumber gizi yang lengkap masih sedikit dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dikarenakan ketidakpahaman mengenai manfaatnya atau bahkan lantaran masyarakat mempercayai mitos. Menurut Tirza, telur sering dikaitkan dengan sumber makanan yang menyebabkan alergi pada anak.
Padahal, berdasarkan penelitian di beberapa negara dunia termasuk juga dilakukan di Indonesia yaitu di Kota Jakarta, telur hanya menyumbangkan kontribusi alergen nomor kesekian pada anak.
"Ternyata susu sapi dan produk turunannya berkontribusi sekitar 76 persen terhadap alergi, sisanya makanan laut seperti udang, ikan, dan telur. Ternyata telur tidak berkontribusi besar terhadap alergi," kata Tirza.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada Maret 2020, pengeluaran masyarakat Indonesia per kapita dalam sebulan untuk membeli bahan pangan seperti salah satunya telur tidak lebih besar dibandingkan pengeluaran untuk membeli rokok. Data BPS tahun 2020 mengungkap pengeluaran masyarakat per kapita per bulan untuk membeli rokok sekitar Rp 73 ribu. Nilai tersebut lebih besar dari pengeluaran per kapita sebulan untuk membeli komoditas pangan seperti daging, ikan, kacang-kacangan, maupun telur dan susu.