Selasa 02 Mar 2021 19:16 WIB

Januari-Februari, Ratusan Bencana Terjadi di Majalengka

Bencana di Majalengka berdampak terhadap 33.440 jiwa.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Irfan Fitrat
Jalan terdampak longsor (ILUSTRASI).
Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Jalan terdampak longsor (ILUSTRASI).

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA — Ratusan kejadian bencana dilaporkan terjadi di sejumlah wilayah Kabupaten Majalengka selama periode Januari-Februari 2021. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, kejadian bencana ini tersebar di 20 kecamatan.

Menurut Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Majalengka Rezza Permana, pada Januari-Februari ini total terdata 129 kejadian bencana. Paling banyak terjadi pada Februari. “Sepanjang Februari 2021 total ada 81 kejadian bencana,” kata dia, Selasa (2/3).

Kejadian bencana ini disebut tidak terlepas dari tingginya intensitas hujan. Rezza mengatakan, dari seluruh kejadian bencana itu, 60 di antaranya banjir. Kemudian 38 kejadian tanah longsor dan 12 kejadian pergerakan tanah. Selain itu, terdata delapan kasus erosi, empat kejadian cuaca ekstrem, dan tujuh kejadian bencana lainnya. “Untuk bencana kebakaran, kekeringan, dan gempa, nihil,” ujarnya.

Menurut Rezza, kejadian bencana ini tersebar di wilayah 20 kecamatan dari 26 kecamatan di Kabupaten Majalengka. Di antaranya 7 kejadian di wilayah Kecamatan Kertajati, 13 kejadian di Jatitujuh, dan 13 kejadian di wilayah Ligung.

Kemudian 10 kejadian di wilayah Kecamatan Dawuan, 11 kejadian di Kadipaten, 4 kejadian di Sumberjaya, dan 4 kejadian di Kasokandel. Terdata juga 2 kejadian di Panyingkiran, 8 kejadian di Cigasong, 6 kejadian di Kecamatan Majalengka, dan 2 kejadian di Sindangwangi.

Selain itu, 5 kejadian di wilayah Kecamatan Maja, 12 kejadian di Argapura, 5 kejadian di Bantarujeg, 2 kejadian di Banjaran, 11 kejadian di Lemahsugih, 6 kejadian di Talaga, 5 kejadian di Cikijing, 2 kejadian di Malausma, dan 1 kejadian di wilayah Kecamatan Cingambul.

Rezza menyebut ratusan kejadian bencana ini berdampak terhadap sekitar 12.115 kepala keluarga (KK) atau 33.440 jiwa. Dilaporkan ada sekitar 912 KK mengungsi, 226 jiwa menderita, 1 orang terluka, 2 orang meninggal dunia, dan 1.065 jiwa lainnya dalam kondisi terancam.

Menurut Rezza, bencana juga berdampak terhadap sekitar 9.476 bangunan. Sebanyak delapan bangunan disebut mengalami kerusakan tingkat berat, 31 bangunan rusak sedang, dan 54 bangunan rusak ringan. Sementara sekitar 93 bangunan kondisinya terancam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement