REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut rendahnya penawaran masuk pada lelang surat utang negara (SUN) pada Selasa (2/3) disebabkan oleh pergerakan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (US Treasury) yang cenderung naik.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan saat ini kondisi pasar surat berharga negara (SBN) dipengaruhi volatilitas pergerakan yield US Treasury. Adapun situasi ini yang menyebabkan penawaran hanya Rp 49,7 triliun atau lebih rendah dari penawaran lelang pada Selasa (16/2) sebesar Rp 60,84 triliun.
"Jumlah bids tersebut masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan bids yang masuk pada lelang SUN sebelumnya. Hal ini merupakan dampak dari kondisi pasar SBN yang dipengaruhi volatilitas pergerakan UST," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (3/3).
Pada lelang Selasa (2/3), yield US Treasury 10 tahun tercatat sebesar 1,41 persen, atau meningkat dari lelang sebelumnya pada level 1,24 persen, setelah sempat menyentuh level tertinggi sebesar 1,60 persen pada 25 Februari 2021. Menurutnya fokus investor lelang SUN kali ini masih berada dua SUN seri benchmark dengan tenor lima tahun dan 10 tahun yaitu FR0086 dan FR007.
"Incoming bids untuk kedua seri tersebut mencapai 56 persen dari total, tenor 10 tahun merupakan seri yang paling diminati dengan permintaan yang masuk sebesar Rp 15,2 triliun," katanya.
Namun, situasi global membuat investor domestik lebih mendominasi lelang SUN, dengan partisipasi investor asing hanya 11,1 persen dari total penawaran, terutama di tenor 10 tahun dan 15 tahun.
"Yield SUN yang dimenangkan pada lelang hari ini masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan yield pada penutupan pasar SUN di akhir minggu lalu. Terdapat penurunan sebesar lima bps yield SUN untuk tenor 10 tahun," ucapnya.
Sebelumnya, pemerintah menyerap dana sebesar Rp 17 triliun dari lelang tujuh seri surat utang negara (SUN) di pasar perdana pada Selasa (2/3) dengan penawaran masuk sebesar Rp 49,73 triliun. Adapun penyerapan yang jauh dari target indikatif Rp 30 triliun ini membuat pemerintah memutuskan untuk melakukan lelang SUN tambahan pada Rabu (3/3) lima seri SUN, yaitu FR0086, FR0087, FR0088, FR0083 dan FR0089, dengan target maksimal Rp 28 triliun.