Rabu 03 Mar 2021 09:39 WIB

Perbedaan Sesak Nafas karena Asma dan Covid-19

Sesak nafas asma bisa berlangsung dalam jangka waktu singkat hingga berjam-jam.

Penyakit asma (ilustrasi)
Foto: republika
Penyakit asma (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sesak nafas merupakan salah satu gejala yang muncul saat seseorang terinfeksi COVID-19. Namun, asma juga merupakan penyakit yang menyerang saluran pernafasan.

Lalu, apa perbedaan sesak nafas karena Covid-19 dan asma? Yayasan Asma dan Alergi Amerika Serikat (Asthma and Allergy Foundation of America /AAFA) mengatakan memang terdapat beberapa gejala serupa di antara penyakit pernapasan ini.

Baca Juga

Menurut bagan yang dibagikan AAFA melalui laman resminya, dikutip pada Rabu (3/3), lama gejala sesak nafas bagi pengidap asma bisa berlangsung dalam jangka waktu singkat hingga berjam-jam. Sementara, sesak nafas karena virus corona (ringan hingga sedang) mencapai 7-25 hari.

Sesak napas pada pengidap asma napas disertai dengan batuk dan mengi, sedangkan gejala Covid-19 tidak. Selanjutnya, mereka yang terinfeksi Covid-19 jarang diawali oleh sesak napas, melainkan lebih ke sakit kepala, meriang, tidak enak badan, demam, nyeri pada sendi, hingga kehilangan indera penciuman.

Data AAFA per 27 Januari 2021 tidak menunjukkan peningkatan risiko infeksi Covid-19 atau keparahan penyakit Covid-19 pada orang dengan asma. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) sebelumnya mencantumkan asma sedang hingga parah sebagai faktor risiko yang mungkin untuk penyakit Covid-19 yang parah.

Baca juga : Presenter Kondang Rina Gunawan Meninggal Dunia

Akan tetapi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa asma bukanlah faktor risiko. Kendati demikian, penderita asma harus berhati-hati ketika semua jenis penyakit pernapasan menyebar di lingkungan mereka.

Musim flu telah tiba, dan penderita asma harus mendapatkan vaksinasi flu. AAFA mengatakan bahwa penderita asma dimungkinkan untuk tertular virus corona dan flu pada saat yang bersamaan. Vaksinasi flu tersedia secara luas sekarang.

Setelah mendapatkan vaksinasi flu, dibutuhkan sekitar dua minggu bagi tubuh untuk membangun kekebalan terhadap flu. AAFA mengigatkan, vaksinasi flu tidak akan melindungi Anda dari Covid-19.

Meskipun penderita asma tidak memiliki risiko tertinggi untuk COVID-19, tetap penting untuk mengendalikan asma. Obat-obatan umum yang mungkin sudah dikonsumsi untuk asma dan kondisi terkait disebut tidak meningkatkan risiko terkena Covid-19.

Menurut AAFA, obat-obatan tersebut (sesuai resep dokter) penting untuk membantu mengendalikan asma. Justru, risikonya lebih besar mengalami serangan asma jika berhenti minum obat. Namun, jika penderita harus menggunakan nebulizer, batasi jumlah orang di dalam ruangan atau gunakan sendiri di ruangan itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement