REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan langkah yang diambil guna memulihkan industri otomotif yang selama ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian. Pemerintah, kata dia, berupaya agar industri tersebut bisa kembali memproduksi kendaraan rata-rata sebanyak 1,2 juta unit per tahun.
Selain memberikan berbagai insentif demi mendorong percepatan pemulihan sektor tersebut, ujarnya, pemerintah juga mendorong perluasan pasar ekspor kendaraan. Salah satunya ke Australia yang telah memiliki kesepakatan bilateral Indonesia-Australia Comprehensive Economy Partnership Agreement (IA-CEPA), perjanjian itu mulai berlaku pada 5 Juli 2020.
“Rencananya, kami pun akan ke Jepang dalam waktu dekat untuk melakukan pembicaraan dengan para principal di Jepang. Tujuannya agar segera memberi izin kepada APM di Indonesia untuk mengekspor kendaraan ke Australia,” jelas dia melalui siaran pers, Rabu (3/3).
Dengan begitu, lanjut Agus, produsen di Indonesia dapat segera bersiap memproduksi kendaraan dengan model yang diminati pasar Australia. Produk kendaraan bermotor produksi dalam negeri telah mampu menembus pasar ekspor ke lebih dari 80 negara di dunia.
Pada periode 2020, ekspor kendaraan completely build up (CBU) sebanyak 232,17 ribu unit atau senilai Rp41,73 triliun. Sedangkan, pengapalan kendaraan completely knock down (CKD) sebanyak 53,03 ribu set atau senilai Rp1,23 triliun, dan komponen sebanyak 61,2 juta pieces atau senilai Rp 17,52 triliun.
Program Making Indonesia 4.0 menargetkan sektor industri kendaraan bermotor nasional menjadi pemain global. Bahkan Indonesia akan menjadi ekspor hub kendaraan bermotor, baik untuk kendaraan berbasis bahan bakar minyak atau internal combustion engine (ICE) maupun kendaraan listrik atau electrical vehicle (EV).