REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Badan Energi Internasional antar pemerintah mengatakan bahwa emisi gas rumah kaca sampai saat ini terus meningkat. Salah satu pencemar CO2 terbesar di dunia dan mengalami peningkatan emisi menjelang akhir tahun adalah negara China. Untuk mengimbangi hal itu, konsekuensinya adalah energi terbarukan harus ditingkatkan di seluruh negara.
"Meningkatnya emisi karbon global menjelang akhir tahun lalu merupakan peringatan keras. Sehingga yang harus dilakukan adalah mempercepat transisi energi bersih di seluruh dunia,” kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol, dikutip dari theverge, Rabu (3/3).
Data baru menutup tahun dimana emisi global awalnya anjlok sebagai akibat dari pembatasan yang diberlakukan untuk menghentikan penyebaran Covid-19. Namun, berhenti sejenak untuk melakukan bisnis seperti biasa tidak akan cukup untuk mencegah krisis iklim yang lebih parah.
"Untuk mencegah konsekuensi yang lebih mengerikan dari perubahan iklim, ekonomi perlu mengadopsi energi bersih saat pulih," kata dia.
Kenaikan emisi didorong oleh negara-negara besar termasuk China, India dan Brasil. China melihat peningkatan 0,8 persen dalam emisi karbon dioksida secara keseluruhan tahun lalu.
Analisis lain minggu ini oleh situs web Carbon Brief yang berbasis di Inggris menemukan bahwa emisi negara itu bahkan lebih meningkat. Mereka menemukan emisi China naik 1,5 persen pada tahun 2020 dibandingkan dengan 2019.
Peningkatan tersebut sebagian besar disebabkan oleh dorongan untuk memulai ekonomi yang melambat pandemi dengan industri yang sangat berpolusi seperti konstruksi dan manufaktur berat. Tidaklah mengherankan jika polusi di China masih terus meningkat.