Rabu 03 Mar 2021 16:55 WIB

Jabar Bebas Zona Merah Covid-19 Pekan Ini

Emil menyebut tidak ada kabupaten/kota di Jabar masuk zona merah pekan ini.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Warga melihat peta peyebaran kasus COVID-19.
Foto: Antara/Moch Asim
Warga melihat peta peyebaran kasus COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kebijakan mengubah PSBB dengan PPKM untuk menekan laju kasus Covid-19 dinilai menuai hasil positif. Salah satunya di Jawa Barat.  Pekan ini tidak ada kabupaten/kota masuk kategori zona merah atau risiko tinggi di provinsi tersebut.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, baru pekan ini tidak ada zona merah di Jabar. Sebelumnya dua pekan terakhir beberapa daerah termasuk Cirebon dan Bekasi masuk zona risiko tinggi.

"Namun untuk tingkat desa atau kelurahan memang masih ada sekitar 5 persen. Sisanya 95 persen ini sudah tidak di zona merah," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Rabu (3/3).

Emil mengatakan, dari data yang terhimpun penurunan keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) di rumah sakit se-Jabar sudah menurun hingga angka 54 persen. Padahal pada awal Januari ini angkanya berada di kisaran 80 persen.

Emil mengaku, kondisi tersebut sempat membuat kepanikan. Karena standar dari WHO keterisian BOR ini seharusnya hanya 60 persen. Kemudian standar nasional berada di 70 persen untuk BOR tersebut.

Sedangkan tingkat kematian karena Covid 19 di Jabar, klaim dia, kasusnya pun semakin menurun. Sebelumnya berada di 1,5. Sekarang angkanya sudah berada di 1,1.

Emil berharap, dengan tingkat kesembuhan yang semakin membaik, tidak ada lagi pasien meninggal karena Covid-19. Gencarnya vaksinasi pun diharapkan menekan angka kasus baru positif. "Harapannya 99 persen pasien ini bisa sembuh dan menuju sembuh," katanya.

Emil pun mengajak masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan ketat. Sebab, perang melawan pandemi Covid-19 belum usai, meski program vaksinasi sudah berjalan. Pada akhirnya, kedisiplinan masyarakat amat penting di tengah pandemi.

"Perang belum selesai masyarakat mohon tetap disiplin sebelum pandemi diproklamasikan berakhir. Jangan lupa terus berdoa sebagai manusia beragama dan Pancasila apapun ikhtiar tanpa doa kurang sempurna. Mudah-mudahan tahun ini pulih dari pandemi dan pulih ekonomi," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement