REPUBLIKA.CO.ID, MANDALAY -- Dua orang pengunjuk rasa dilaporkan tewas terkena tembakan pasukan keamanan yang mencoba membubarkan demonstrasi di Kota Mandalay, Myanmar. Polisi juga dilaporkan menggunakan peluru tajam, karet, dan gas air mata di sejumlah kota.
Dikutip dari Deutsche Welle, Rabu (3/3) media setempat melaporkan empat orang tewas tertembak di wilayah Sagaing. Satu orang pengunjuk rasa di Kota Yangon juga dikabarkan tewas terkena tembakan.
Dua orang pengunjuk rasa tewas dan satu lainnya terluka dalam unjuk rasa di distrik Myingyan, sekitar 90 kilometer barat daya Mandalay. Myanmar diterpa gejolak politik usai militer menggulingkan dan menangkap Aung San Suu Kyi dan pemimpin partai berkuasa pada 1 Februari lalu.
Rakyat Myanmar menggelar unjuk rasa dan pembangkangan sipil selama berpekan-pekan. Menteri-menteri Asia Tenggara (ASEAN) meminta pemerintah militer menahan diri. Tapi mereka gagal bersatu untuk mendesak militer membebaskan Suu Kyi dan mengembalikan kekuasaan ke pemerintahan yang dipilih secara demokratis.
Pasukan keamanan menggunakan peluru tajam, gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan massa di beberapa kota, termasuk kota besar Yangon dan Mandalay.
"Duh mata saya sakit!" teriak seorang perempuan yang memakai seragam guru ketika polisi melepaskan tembakan ke arah pengunjuk rasa di Mandalay.
Kantor berita Myanmar Now melaporkan sembilan orang terluka terkena tembakan peluru karet polisi. Sementara surat kabar Monywa Gazette melaporkan lima orang terluka usai petugas keamanan melepaskan tembakan peluru tajam di pusat kota Mandalay.
Juru bicara pemerintah militer tidak menjawab panggilan telepon untuk dimintai komentar. Myanmar Now melaporkan pasukan keamanan menahan sekitar 400 pengunjuk rasa di Kota Yangon.