REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Ibnu Atha'illah dalam Kitab Al-Hikam mengingatkan agar manusia tidak meninggalkan dzikir. Bahaya meninggalkan dzikir akan membuat manusia lalai kepada Allah SWT.
"Jangan meninggalkan dzikir, karena kamu belum tentu selalu ingat kepada Allah di waktu berdzikir. Kelalaian kamu terhadap Allah ketika tidak berdzikir lebih berbahaya daripada kelalaian kamu terhadap Allah ketika kamu berdzikir." (Syekh Ibnu Atha'illah)
"Semoga Allah menaikkan derajat kamu dari dzikir dengan kelalaian ke dzikir dengan kesadaran (ingat) kepada Allah. Kemudian naik dari dzikir dengan kesadaran kepada Allah ke dzikir yang merasakan kehadiran Allah. Kemudian naik dari dzikir yang merasakan kehadiran Allah ke dzikir yang melupakan segala sesuatu selain Allah. Dan yang demikian itu bagi Allah bukan sesuatu yang sulit." (Syekh Ibnu Atha'illah)
Terjemah Al-Hikam karya Ustadz Bahreisy menambahkan penjelasan perkataan Syekh Ibnu Atha'illah. Ia mengatakan, meningkatkan derajat atau tingkatan dzikir adalah satu-satunya jalan yang terdekat menuju kepada Allah, bahkan yang sangat mudah dan ringan. Ia juga mengutip ayat Alquran yang memerintahkan manusia untuk berdzikir.
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku (berdzikir) niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku." (QS Al-Baqarah: 152)
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah (berdzikir) sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS Ali 'Imran: 191)