Rabu 03 Mar 2021 17:57 WIB

Erick Thohir Ungkap Rencana Akuisisi Peternakan

Erick Thohir juga akan mendorong BUMN melakukan penambangan garam di luar negeri.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir.
Foto: Tangkapan Layar
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pemerintah terus berusaha menekan ketergantungan impor. Kata Erick, pemerintah tengah menyiapkan sejumlah inisiatif dalam mengurangi tingkat ketergantungan terhadap impor melalui akuisisi peternakan, penambangan garam hingga tambang fosfat.

"Ada beberapa inisiatif yang sedang kami rencanakan, termasuk akuisisi peternakan, penambangan fosfat, penambangan garam di luar negeri untuk mengurangi ketergantungan impor," ujar Erick dalam MNC Group Investor Forum 2021 bertajuk "Recovery Story after the Big Reset" pada Rabu (3/3).

Baca Juga

Menurut Erick, upaya mengurangi ketergantungan impor juga menjadi bagian dalam mewujudkan ketahanan sektor pangan, energi, dan kesehatan ke depan. Oleh karena itu, Erick mendorong BUMN dapat menjadi pemain global dan melayani kepentingan nasional untuk meningkatkan daya saing. 

"Sejumlah insiatif tersebut merupakan bagian dari 88 proyek strategis yang kami harapkan akan dilakukan mulai 2021 hingga 2023 guna meningkatkan rantai pasok, pertumbuhan, dan kemajuan ekonomi nasional," ucap Erick.

Erick mengatakan, sejumlah inisiatif tersebut upaya pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pemain global dan negara terbesar pada 2045.

"Ini penggerak perekonomian kita sehingga Indonesia dapat mencapai visinya sebagai target yang telah dicantumkan presiden sebagai negara dengan ekonomi terbesar kelima pada 2045," kata Erick menambahkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement