REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) terus memodernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) guna memenuhi target dalam minimum essential force (MEF) III sampai tahun 2024. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono pun meluncurkan kapal perang Republik Indonesia (KRI) jenis angkut tank (AT) di galangan PT Bandar Abadi Batam, Provinsi Kepulauan Riau pada Rabu (3/3).
Sebelum diresmikan, diawali prosesi shipnaming (penamaan) KRI AT-8 dan AT-9 dengan pemotongan pita pengikat kendi sebagai tanda lahirnya KRI AT-8 dan AT-9 yang diberi nama KRI Teluk Weda-526 dan KRI Teluk Wondama-527, yang dilanjutkan dengan launching KRI Teluk Wondama-527.
KRI Teluk Weda memiliki spesifikasi panjang keseluruhan (LOA) 117 meter, lebar 16,4 meter, tinggi 7,80 meter, kecepatan maksimum 16 knots, endurance 20 hari, kru 111 orang, pasukan 367 orang, dan mampu mengangkut 15 unit tank BMP-3F, serta satu unit Helikopter.
KRI Teluk Weda diambil dari nama sebuah teluk yang terletak di Kecamatan Weda Tengah, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara. Lokasi tersebut terkenal dengan keindahan taman bawah laut yang menakjubkan.
Teluk Weda menjadi tempat kehidupan ikan yang melimpah, salah satunya spesies hiu kaki langka. Sementara KRI Teluk Wondama diambil dari nama teluk yang terletak di daerah kepala burung Pulau Papua, yang merupakan surga terapung di sebelah Raja Ampat.
Laksamana Yudo Margono didampingi Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kabaranahan Kemenhan) Marsda Yusuf Jauhari, dan Komisaris PT Bandar Abadi Stanly Rojali meresmikan peluncuran kapal dengan menekan tombol sirine.
Kemudian, dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara oleh Marsda Yusuf Jauhari dan direktur utama PT Bandar Abadi Shipyard. "Saya berharap agar kehadiran kedua kapal ini dapat meningkatkan performa pelaksanaan tugas-tugas TNI Angkatan Laut," kata Yudo dalam siaran pers.
Yudo mengatakan, kebijakan negara dalam mendukung kemandirian industri pertahanan dalam negeri, bertujuan untuk meningkatkan laju perekonomian bangsa dan kesejahteraan rakyat Indonesia, khususnya untuk melewati masa krisis ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19.
Dia berharap agar industri pertahanan dalam negeri, khususnya galangan kapal nasional dapat meningkatkan kemampuan untuk berkompetisi di pasar global melalui peningkatan kapasitas produksi, manajemen, serta teknologi modern. Dengan begitu, perusahaan kapal dalam negeri mampu bersaing dengan kompetitor luar negeri.
"Kapal-kapal baru ini harus diawaki oleh sumber daya manusia yang profesional dan tangguh sehingga pengoperasian sekaligus perawatan kapal ini dapat terlaksana secara optimal," ujar Yudo.
Kepala Pusat Alpalhan Baranahan Kemenhan, Marsma Asfan Jauhari menjelaskan, proses peluncuran kapal merupakan salah satu momen penting dalam proses pengadaan kapal, yang menandai selesainya pembangunan struktur badan kapal. Pengadaan kapal AT, kata dia, didukung anggaran pinjaman dalam negeri (PDN) tahun 2018, dan memulai dibangun pada 13 September 2019.
Asfan berharap, setelah dilaksanakan peluncuran kapal tersebut, penyelesaian pembangunan kapal AT dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang telah direncanakan. Pengadaan kapal AT merupakan bagian dari program pembangunan kekuatan pertahanan untuk mewujudkan kekuatan pokok minimal (MEF) sesuai rencara strategis (renstra) 2015-2019.