Kamis 04 Mar 2021 08:49 WIB

KKP Gelar Safari Tingkatkan Konsumsi Ikan Nasional

Kegiatan yang bermitra dengan komisi IV DPR RI ini akan menyasar 112 kabupaten/kota

Pembagian 48,8 Ton ikan beku jenis makarel kepada masyarakat oleh Kementrian Kelautan dan Prikanan (KKP) bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jabar pada Sosialisasi program Gerakan Masyarakat Makan Ikan (Gemarikan) di Pusdai, Kota Bandung beberapa waktu lalu
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pembagian 48,8 Ton ikan beku jenis makarel kepada masyarakat oleh Kementrian Kelautan dan Prikanan (KKP) bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jabar pada Sosialisasi program Gerakan Masyarakat Makan Ikan (Gemarikan) di Pusdai, Kota Bandung beberapa waktu lalu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar acara Safari Gerakan Memasyaratkan Makan Ikan (Gemarikan) sebagai upaya untuk meningkatkan konsumsi ikan nasional yang dinilai bermanfaat antara lain guna mengurangi stunting."Sasaran kita 56 ribu orang yang terdiri kelompok target penanganan stunting yaitu ibu hamil atau menyusui, anak balita dan remaja putri usia produktif, dan masyarakat rawan gizi lainnya," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Artati Widiarti dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (4/3).

Ia memaparkan, kegiatan yang bermitra dengan Komisi IV DPR RI itu adalah program edukasi dan pembagian paket ikan beserta olahannya ini akan menyasar 112 kabupaten/kota yang tersebar 21 provinsi di Indonesia dan berlangsung mulai Maret hingga Juli 2021. Artati mengungkapkan, ikan menjadi salah satu sumber asupan pangan kaya protein dan Omega 3. Untuk itu, konsumsi ikan sangat relevan untuk mendukung program prioritas penanganan stunting. Selain itu, ia menyebut Safari Gemarikan di daerah menjadi langkah pemerintah untuk mengedukasi sekaligus meningkatkan Angka Konsumsi Ikan (AKI) nasional. 

Terkait angka konsumsi ikan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono telah menetapkan target konsumsi ikan masyarakat Indonesia pada tahun 2024 mencapai 62,05 kg/kapita.Safari Gemarikan dimulai dari Provinsi Aceh, daerah paling Barat di Indonesia. Disebutkan, prevalensi stunting di Provinsi Aceh masih cukup tinggi, yakni 37 persen berdasarkan Riset Kesehatan Dasar/Riskesdas 2018, bahkan di Kabupaten Aceh Tenggara, jumlah bayi 0-23 bulan yang menderita stunting mencapai 23,16 persen.

Total, sebanyak 1000 paket berisi olahan ikan seperti ikan tuna kaleng, abon ikan, kerupuk ikan, dimsum udang, dan bakso ikan yang diambil dari UMKM setempat dibagikan kepada warga Aceh Tenggara.Selanjutnya, Safari Gemarikan berlangsung di Sumatera Barat. Adapun Direktur Pengolahan dan Bina Mutu, Trisna Ningsih yang hadir langsung di acara itu memastikan, di Sumbar, KKP menyerahkan 1.000 paket secara simbolis kepada perwakilan penerima dari 6 kabupaten/kota.

Provinsi Sumatera Barat termasuk provinsi dengan angka prevalensi stunting yang cukup tinggi. "Hal ini menyebabkan lima kabupaten/kota menjadi lokasi fokus intervensi penurunan stunting terintegrasi pada tahun 2020 yaitu Pasaman, Pasaman Barat, Kabupaten Solok, Kabupaten 50 Kota, Pesisir Selatan, Sijunjung, Padang Pariaman, Kabupaten Agam dan Kota Padang," terangnya.

Rencananya, paket Gemarikan akan didistribusikan kepada masyarakat di 11 Kabupaten/Kota yaitu Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kota Solok, Kabupaten Sijunjung, Kota Sawahlunto, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Tanah Datar dan Kota Padang Panjang, dan Kabupaten Padang Pariaman. Paket tersebut berisi 1.364 ton ikan/olahan ikan diantaranya ikan tuna beku, rendang tuna, abon tuna, bakso ikan dan pempek.

Trisna Ningsih menyebut program Gemarikan ini tak hanya bermanfaat bagi penerima melainkan juga membantu penyerapan produksi dan menjaga keberlanjutan pelaku usaha dan UMKM setempat.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement