Kamis 04 Mar 2021 10:56 WIB

Gus Ami Ajak Tenaga Ahli PKB Nonton Film Politik

Gus Ami mendorong peningkatan wawasan Tenaga Ahli (TA) Fraksi PKB.

Gus Ami saat membuka workshop Fraksi PKB bertajuk Peningkatan Kinerja FPKB.
Foto: Istimewa
Gus Ami saat membuka workshop Fraksi PKB bertajuk Peningkatan Kinerja FPKB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Ami) mendorong peningkatan wawasan Tenaga Ahli (TA) Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa DPR RI. Gus Ami pun mengajak para tenaga ahli untuk sering menonton film-film bergenre politik. 

“Banyak film politik yang bisa memberikan inspirasi bagaimana politik harus dijalankan untuk kepentingan umum. Mayoritas film-film politik menunjukkan kepada kita semua bahwa berpolitik itu tidak cukup hanya bermodal tekad dan semangat tetapi juga mensyaratkan kapabilitas dan disiplin diri dari para penggiatnya,” ujar Gus Ami saat membuka workshop Fraksi PKB bertajuk Peningkatan Kinerja FPKB Melalui Tenaga Ahli Fraksi dan Tenaga Ahli Anggota, di Bandung, Jawa Barat, sebagaimana keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (4/3).

Gus Ami mengungkapkan, banyak judul film politik yang memberikan gambaran bagaimana lika-liku politik di berbagai belahan dunia berjalan. Seperti serial drama politik house of cards yang mengambarkan betapa kerasnya dunia politik di Amerika Serikat.

Selain itu ada Darkest Hour yang bercerita tentang kepemimpinan Wiston Churchil saat memimpin Inggris melawan aneksasi Jerman, The Ides of March tentang dinamika tim sukses seorang calon presiden, hingga The Post tentang dahsyatnya pengaruh media massa dalam mengubah arah kehidupan sebuah bangsa.

“Dari film-film politik itu kita bisa tahu bahwa menjadi orang baik saja belum cukup sebagai modal untuk merealisasikan sebuah idealisme tetapi juga dibutuhkan komitmen, tekad, kapabilitas dan pengorbanan dari para aktivis politik,” katanya.

Khusus untuk peran dan fungsi TA, Gus Ami menyarankan untuk menonton film The Report. Film yang dibintangi oleh aktor Adam Driver tersebut menunjukkan betapa seorang tenaga ahli bisa membantu seorang ketua komite intelejen Senat Amerika Serikat membongkar skandal kebijakan CIA yang menggunakan Teknik penyiksaan pasca teror 11 september di Amerika Serikat.

Di situ digambarkan betapa seorang tenaga ahli harus mampu menyampaikan ide mereka, meyakinkan anggota senat yang didampingi, melakukan investigasi, menulis laporan hingga skandal tersebut diungkap ke publik.

“Di situ kita ketahui seorang TA itu harus punya kemampuan interdisipliner dari kemampuan analitik, komunikatif, investigatif, hingga intelejen untuk bisa mempengaruhi kebijakan publik. Nah kami berharap TA PKB mempunyai kemampuan interdisipliner tersebut,” katanya.

Gus Ami menegaskan, hari-hari ini publik terus menunggu keberpihakan para aktivis politik untuk mendorong terciptanya kehidupan masyarakat yang lebih baik. Menurutnya, dari berbagai jajak pendapat menunjukkan tingkat kepercayaan publik ke lembaga demokrasi seperti DPR dari waktu ke waktu terus mengalami penurunan. Kondisi ini harus disikapi serius agar kepercayaan terhadap sistem demokrasi tidak terus tergerus.

“Pemilu, lembaga perwakilan, partai politik, kebebasan berpendapat merupakan perangkat-perangkat demokrasi. Kendati demikian itu hanyalah perangkat yang ditujukan untuk menciptakan kesejahteraan rakyat. Jangan sampai output dari perangkat itu tidak berpihak kepada rakyat sehingga mereka bisa disusupi dengan narasi ada alternatif system bernegara di luar demokrasi yang bisa menyejahterakan mereka. Ini tentu berbahaya,” ujar Gus Ami.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement