Kamis 04 Mar 2021 11:45 WIB

Mentan Pantau Ketersediaan Sapi Potong dan Daging Beku

SYL memaparkan ada tiga agenda Kementan terkait upaya menjamin ketersediaan daging

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) bergerak cepat memastikan ketersediaan sapi potong dan daging beku guna memenuhi kebutuhan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) yakni bulan Ramadhan dan Lebaran.
Foto: istimewa
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) bergerak cepat memastikan ketersediaan sapi potong dan daging beku guna memenuhi kebutuhan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) yakni bulan Ramadhan dan Lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG--Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) bergerak cepat memastikan ketersediaan sapi potong dan daging beku guna memenuhi kebutuhan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) yakni bulan Ramadhan dan Lebaran. Oleh karena itu, ia bersama pihak Kementerian Perdagangan (Kemendag), BUMN meninjau PT. Tanjung Unggul Mandiri sebagai fedloter dan stok daging beku PT. Indoguna Utama di kabupaten Tangerang Provinsi Banten, Rabu (3/3).

"Saya bersama dengan Jajaran Dirjen Kementerian Pertanian, Dirjen Kementerian Perdagangan didampingi Bupati Tangerang berkunjung ke PT.TUM dengan tiga agenda yang kita akan laksanakan bersama-sama setelah sebelumnya kita sudah buat kesepakatan," ujar SYL saat meninjau stok sapi potong di kandang penggemukan PT. TUM, Tangerang.

SYL memaparkan ada tiga agenda Kementan terkait upaya menjamin ketersediaan daging sapi untuk HBKN dan secara berkelanjutan. Pertama, emergency agenda yakni mempersiapkan ketersediaan sapi potong kita menghadapi Puasa Ramadhan dan Idul Fitri sebagai big season akan kebutuhan daging kita . 

"Sesuai arahan Presiden RI, kita harus melakukan upaya maksimal dalam mengamankan ketersediaan daging ini. Sesuai pembicaraan Kemendag maupun Kementan bersama Pemerintah Kabupaten Tangerang dan PT TUM siap memback up kebutuhan ini hari besar ini," katanya.

Kedua, lanjut SYL, agenda temporary yakni menjaga ketersediaan daging sapi pasca Puasa Ramadhan dan Idul Fitri sehingga sapi yang sudah dipotong harus segera digantikan agar ketersediaan sapi tetap terjaga secara berkelanjutan.

"Karena kita tidak bisa hanya Ramadhan. Kita juga harus bicara sesudah Ramadhan bagaimana in-out nya sapi yang harus dilakukan sehingga ketersediaannya dapat kita amankan sekaligus kestabilan harga juga ada," tuturnya.

Ketiga, SYL membeberkan yakni agenda permanen. Agenda ini adalah dengan menyiapkan ketersediaan sapi dalam negri untuk meningkatkan ketahanan pangan untuk ketersedian daging sehingga tidak perlu tergantung dengan negara lain lagi.

"Oleh karena itu Kementan dan Kemendag harus memiliki kerjasama yang kuat tentu saja dengan Kementerian BUMN juga untuk di back up private sektor kita dalam hal ini PT TUM yang sudah berpengalaman menangani supply sapi," tegasnya."Kita harus sama sama merencanakan bagaimana selanjutnya untuk menjaga kestabilan ketersediaan sapi," imbuh SYL.

Oleh karena itu, untuk mensukseskan upaya-upaya ini, SYL memerintahkan agar pihaknya secepatnya berkoordinasi dengan Kemendag untuk segera menyusun strategi dalam upaya menjaga ketersediaan dan menstabilkan harga baik menjelang Ramadhan dan Idul Fitri maupun nanti hingga Desember 2021. Ini menjadi peluang untuk pengusaha dan stakeholder bersama pemerintah untuk berbagi sehingga pemerintah bisa tetap menjaga ketersediaan dan kestabilan harga.

"Dalam konteks ini kita bangun keseimbangan, saling menguntungkan sebab pengusaha pun tidak boleh rugi. Jadi ini akan menjadi win-win solution," cetusnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah mengatakan menjelang HBKN, permintaan dan kebutuhan daging sapi untuk konsumsi masyarakat melonjak naik. Oleh karena itu, Menteri Pertanian SYL mulai melakukan pengecekan ketersediaan sapi potong sejak dini. "Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadi kelangkaan sekaligus mengantisipasi lonjakan harga yang tinggi," jelasnya.

Nasrullah mengungkapkan stok sapi bakalan di PT. TUM per tanggal 28 Februari sebanyak 8.094 ekor dengan jumlah sapi siap potong sebanyak 5.091 ekor yang bila dikonversikan menjadi 1.140,94 ton daging sapi. PT. TUM memasok sapi siap potong hasil penggemukan untuk memenuhi kebutuhan 30 RPH supply chain di wilayah Banten sebanyak 47,1 persen, Jawa Barat sebanyak 33,1 persen, DKI Jakarta sebanyak 17,4 persen dan Jawa Tengah sebanyak 2,4 persen.

Sesuai data, lanjutnya, pada kondisi normal, feedloter ini memiliki rataan pasokan total per bulan 3.500 hingga 4.700 ekor atau 100 hingga 160 ekor per hari. Sementara pasokan pada musim HBKN (Ramadhan dan Idul Fitri) akan meningkat berkisar 150 hingga 200 persen dibandingkan dengan pasokan pada kondisi normal.

"Kami juga sudah mengecek ketersediaan di lapangan dan relatif cukup aman sampai dengan kebutuhan lebaran 2021," tutup Nasrullah.

Usai meninjau sapi potong PT. TUM, Mentan SYL berserta jajarannya juga turut melakukan pengecekan ketersediaan daging beku di PT. Indoguna Utama Tangerang. Ketersediaan daging sapi beli di PT. Indoguna Utama saat ini mencapai 40.000 ton.

Menurut Direktur PT. Indoguna Utama, HJ Efendi menegaskan stok daging tersebut sangat cukup memenuhi kebutuhan pada Ramadhan hingga lebaran 2021. Dengan begitu, siap bersinergi dengan pemerintah dalam rangka menyediakan daging dengan harga yang stabil."Kami berjanji mendukung pemerintah menstabilkan harga daging pada saat puncak kebutuhan bulan Ramadhan hingga Idul Fitri," sebutnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement