Kamis 04 Mar 2021 12:43 WIB

Kasus Covid-19 Menurun, Solo Masuk Zona Kuning

Penyebaran Covid-19 menurun sejak diberlakukannya PPKM Januari 2021

Rep: binti sholikah/ Red: Hiru Muhammad
Petugas medis memeriksa tekanan darah dan suhu tubuh warga lanjut usia (lansia) penerima vaksin COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno, Solo, Jawa Tengah, Senin (1/3/2021). Menurut data Dinas Kesehatan Kota Solo, kuota vaksin COVID-19 Sinovac tahap kedua untuk lansia atau warga berusia di atas 60 tahun telah penuh dengan jumlah pendaftar melalui aplikasi daring mancapai 6.800 orang.
Foto: MOHAMMAD AYUDHA/ANTARA
Petugas medis memeriksa tekanan darah dan suhu tubuh warga lanjut usia (lansia) penerima vaksin COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno, Solo, Jawa Tengah, Senin (1/3/2021). Menurut data Dinas Kesehatan Kota Solo, kuota vaksin COVID-19 Sinovac tahap kedua untuk lansia atau warga berusia di atas 60 tahun telah penuh dengan jumlah pendaftar melalui aplikasi daring mancapai 6.800 orang.

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO--Kasus penyebaran Covid-19 di Kota Solo mengalami penurunan sejak sebulan terakhir. Data penambahan kasus harian kini di kisaran puluhan kasus, menurun dibandingkan pada Januari 2021 yang terdapat ratusan kasus dalam sehari.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, penambahan kasus baru pada Rabu (3/3) sebanyak 22 orang, sedangkan pada Selasa (2/3) penambahannya sebanyak 21 kasus baru, dan pada Senin (1/3) bertambah 42 kasus baru.

Secara kumulatif, jumlah penularan Covid-19 di Solo hingga Rabu (3/3) mencapai 9.551 orang, dengan rincian, 8.524 orang dinyatakan sembuh/pulang, 464 orang menjalani isolasi mandiri, 100 pasien dirawat inap, dan 463 orang meninggal dunia. Sehingga, jumlah kasus aktif Covid-19 per Rabu sebanyak 564 pasien.

Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Ahyani, mengatakan, kasus penyebaran Covid-19 mulai terjadi penurunan sejak diterapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada Januari 2021. Kebijakan PPKM yang kemudian dilanjutkan dengan PPKM Mikro juga berdampak pada penurunan kasus aktif di Solo.

Ahyani menyebut, puncak tertinggi kasus penyebaran Covid-19 di Solo terjadi pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW hingga Tahun Baru 2021. Saat itu, jumlah kasus aktif hampir mencapai 1.000 orang.

"Setelah ada pembatasan dari pusat dengan kebijkan PPKM, mulai ada penurunan. Kemudian dilanjutkan dengan PPKM Mikro semakin melandai. Saat ini, tambahan kasus baru cukup stabil diangka 30 orang per harinya," kata Ahyani kepada wartawan, Rabu (3/3)

Ahyani menambahkan, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 juga berdampak pada penurunan kasus. Hal itu terlihat dari semakin sedikit risiko penularan terhadap orang berisiko tinggi. Oleh karena itu, pemerintah memperluas sasaran vaksinasi Covid-19 yang menyasar warga lanjut usia (lansia), pedagang pasar, tokoh agama, dan pelayan publik.

Dengan turunnya kasus penyebaran Covid-19 di Solo, maka status zona juga berubah, dari yang tadinya berwarna merah kini menjadi kuning.

"Rincian datanya menunjukkan dari 2.789 RT yang ada di Solo kini tinggal 177 RT yang berwarna kuning. Di masing-masing RT zona kuning itu datanya fluktuatif, kadang terjadi kenaikan kadang juga turun," terang Ahyani.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan, penurunan kasus Covid-19 merupakan dampak dari penerapan PPKM selama empat tahap. Tren penurunan kasus penularan Covid-19 di Solo terjadi sejak pekan keempat Januari 2021. Pada saat hari pertama pelaksanaan vaksinasi, 14 Januari 2021, jumlah kasus harian Covid-19 masih tinggi.

"PPKM pertama belum kelihatan. Empat belas hari setelah PPKM itu baru mulai turun. Sebelum program Jateng di Rumah Saja sudah mulai turun," ucap Siti.

Meski kasusnya mulai melandai, Siti tetap menekankan kepada masyarakat untuk patuh terhadap protokol kesehatan. Sebab, vaksinasi bukan berarti bebas 100 persen."Protokol kesehatan itu harus. Tapi vaksinasi itu untuk mengoptimalkan bagaimana memutus rantai," imbuhnya.

Di sisi lain, sejumlah rumah sakit mulai mengajukan pengurangan kapasitas ruang perawatan pasien Covid-19 untuk dialihkan ke pasien umum. Siti menyebut, ada 16 rumah sakit yang melakukan pengajuan. Semuanya diperbolehkan kecuali RSUD Bung Karno dan RSUD Ngipang. Meski demikian, Pemkot tetap meminta rumah sakit tetap siap jika sewaktu-waktu ada peningkatan kasus Covid-19. "Saat ini, dari 819 jumlah tempat tidur pasien Covid-19, hanya 342 buah yang terisi," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement