Kamis 04 Mar 2021 14:45 WIB

House AS Batalkan Sesi Sidang untuk Hindari Serangan Milisi

Laporan intelijen mengungkap plot serangan ke Capitol Hill pada 4 Maret.

Rep: Lintar Satria/Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Dalam foto file 6 Januari 2021 ini, dua pria berdiri bersenjata di depan Rumah Gubernur di Olympia, Washington, selama protes mendukung Presiden Donald Trump dan menentang penghitungan suara elektoral di Washington, DC, menegaskan Kemenangan Presiden terpilih Joe Biden. Setelah siklus pemilu 2020 yang didominasi oleh teori konspirasi dan klaim palsu tentang pemungutan suara, pejabat tinggi pemilu di seluruh negeri menanti pemilu di masa depan dan bergulat dengan bagaimana mereka dapat melawan gelombang informasi yang salah yang menyebabkan ancaman kekerasan terhadap mereka dan akhirnya kerusuhan yang mematikan. di Capitol.
Foto: AP/Ted S. Warren
Dalam foto file 6 Januari 2021 ini, dua pria berdiri bersenjata di depan Rumah Gubernur di Olympia, Washington, selama protes mendukung Presiden Donald Trump dan menentang penghitungan suara elektoral di Washington, DC, menegaskan Kemenangan Presiden terpilih Joe Biden. Setelah siklus pemilu 2020 yang didominasi oleh teori konspirasi dan klaim palsu tentang pemungutan suara, pejabat tinggi pemilu di seluruh negeri menanti pemilu di masa depan dan bergulat dengan bagaimana mereka dapat melawan gelombang informasi yang salah yang menyebabkan ancaman kekerasan terhadap mereka dan akhirnya kerusuhan yang mematikan. di Capitol.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--House of Representative Amerika Serikat (AS) membatalkan sesi sidang Kamis (4/3) usai kepolisian Capitol Hill mengungkapkan soal rencana penyerangan ke Gedung Kongres oleh kelompok bersenjata. House dijadwalkan menggelar pemungutan suara dan debat mengenai undang-undang reformasi kepolisian.

Seorang staf dari Partai Demokrat mengatakan, jadwal tersebut dibatalkan usai polisi memperingatkan rencana penyerangan tersebut. Badan intelijen AS mengungkapkan 'kelompok milisi yang telah teridentifikasi' dapat menimbulkan ancaman ke Gedung Kongres. Sementara itu debat mengenai paket bantuan Covid-19 Presiden AS Joe Biden di Senat baru digelar Jumat (5/3) besok.

Baca Juga

Pihak berwenang mengatakan ekstremis sayap kanan salah satu kelompok yang akan bergabung dengan pendukung mantan Presiden Donald Trump dalam aksi ini. Mereka terlibat dalam penyerangan Capitol Hill pada 6 Januari lalu untuk mencegah Kongres meresmikan kemenangan Biden.

Sejumlah kelompok sayap kanan mempercayai teori konspirasi, Trump yang kalah dalam pemilihan presiden bulan November lalu sebenarnya menang dan akan dilantik pada 4 Maret 2021. Departemen Kehakiman sudah mendakwa lebih dari 300 orang yang terlibat dalam penyerbuan ke Capitol Hill yang menewaskan lima orang termasuk satu orang petugas polisi.

Pihak berwenang AS juga menangkap kelompok-kelompok sayap kanan seperti Oath Keepers, Three Percenters dan Proud Boys terkait penyerangan ke Gedung Kongres. Oath Keepers dan Three Percenters adalah kelompok milisi bersenjata.

"Departemen Kepolisian Capitol Hill Amerika Serikat mengetahui dan bersiap pada setiap potensi ancaman terhadap anggota Kongres dan terhadap kompleks Capitol Hill," kata kepolisian Capitol Hill dalam pernyataannya, Kamis (4/3).  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement