Kamis 04 Mar 2021 14:59 WIB

Pasar Saham Bulan Maret Bakal Lebih Atraktif, Ini Faktornya

Nilai transaksi pasar saham pada Maret bisa lebih dari bulan lalu senilai Rp 15 T.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Karyawan memotret layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (29/1). Pasar saham pada Maret 2021 diperkirakan bakal lebih atraktif.
Foto: ANTARA/Reno Esnir
Karyawan memotret layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (29/1). Pasar saham pada Maret 2021 diperkirakan bakal lebih atraktif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar saham pada Maret 2021 diperkirakan bakal lebih atraktif. PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi nilai transaksi pasar saham di bulan ketiga tahun ini dapat lebih ramai dari Rp 15 triliun per hari pada bulan lalu.

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Roger MM, mengemukakan tiga faktor yang bisa membuat pasar lebih atraktif sehingga akan memancing minat investor pasar modal bertransaksi. 

Baca Juga

"Kami menilai pasar saham akan ramai pada Maret karena faktor data ekonomi dan kebijakan akomodatif yang diambil pemerintah, musim publikasi laporan keuangan 2020, dan aksi korporasi beberapa emiten," ujar Roger, Kamis (4/3). 

Rilis data ekonomi Indonesia yang memperlihatkan minimnya perbaikan (PMI dan inflasi) disikapi dengan penerbitan kebijakan akomodatif pemerintah di beberapa industri. Beberapa kebijakan akomodatif tersebut adalah pemangkasan suku bunga acuan 7DRRR menjadi 3,5 persen. 

Pemerintah juga memberikan relaksasi PPnBM 0 persen untuk mobil 1.500 cc. Sementara di sektor properti, pemerintah mengeluarkan kebijakan keringanan uang muka (DP) rumah nol persen, dan pembebasan PPN rumah di bawah Rp 2 miliar.

"Sejumlah langkah itu ditempuh guna mendorong pertumbuhan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini yang ditargetkan di 4,3-5,3 persen," kata Roger.  

Secara musiman, menurut Roger, bulan Maret menjadi musim publikasi laporan keuangan emiten bursa. Di tengah musim itu, Mirae Asset Sekuritas mencatat ada beberapa sektor yang diprediksi mencatatkan laba lebih baik secara tahunan maupun kuartalan.  

Sektor tersebut adalah sektor bahan baku seperti ANTM, INCO, TINS, dan MDKA, sektor barang konsumsi primer seperti AALI, LSIP, SSMS, CPIN, JPFA, dan MAIN, sektor Energi seperti ADRO, PTBA, ITMG, MEDC dan ENRG, dan sektor kesehatan seperti MIKA, HEAL, KLBF, dan SIDO. Beberapa dari emiten tersebut sudah merilis laporan keuangan tahun buku 2020 seperti AALI, LSIP, JPFA, ITMG, INCO, dan SIDO. 

Musim publikasi laporan keuangan juga disusul oleh aksi korporasi beberapa emiten, termasuk RUPS, dividen, right issue, dan stock split. Untuk dividen, Roger mengatakan ada beberapa emiten yang diprediksi memberikan dividen per lembar saham dengan cukup tinggi, salah satunya PTBA.

Dari aksi right issue, sekurangnya ada empat emiten yang siap menggelar aksi penambahan modal tersebut yaitu FREN, CENT, ENRG, ARTO, dan SAME. Aksi korporasi lain yang rencananya digelar pada Maret ini adalah stock split yang akan di lakukan oleh emiten ERAA. 

"Sehingga, asal tidak ada aral melintang, ketiga faktor utama tersebut diprediksi akan membuat nilai transaksi bursa pada Maret dapat lebih ramai daripada Februari, yang rata-rata per harinya mencapai sekitar Rp 15 trilun," kata Roger. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement