REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menyarankan, Ketua Umum partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memperkuat soliditas partai usai pemecatan terhadap tujuh kader. Karyono mengingatkan AHY akan potensi konflik internal akibat tindakan tersebut.
Karyono menganalisa, tindakan pemecatan kader yang dianggap membangkang biasa terjadi di sebuah partai. Tujuannya, guna menegakkan disiplin partai. Keputusan pemecatan juga demi stabilitas internal Demokrat.
"Pemecatan tersebut dilakukan di tengah dorongan KLB (Kongres Luar Biasa) yang kian menguat. Tujuannya adalah untuk mengamankan status quo yakni posisi AHY sebagai ketua umum Partai Demokrat," kata Karyono dalam keterangan pers, Kamis (4/3).
Karyono menilai, pemecatan sejumlah kader malah memantik gelombang perlawanan di internal Demokrat. Ia menduga, pihak-pihak yang tak puas atas kepemimpinan AHY bakal mencari dukungan.
"Yang mesti diantisipasi adalah menyatunya pelbagai kelompok berpengaruh yang tidak puas, baik dari dalam maupun dari luar. Jika ini tidak berhasil dikelola dengan baik, maka bisa menggoyahkan benteng pertahanan kubu Cikeas," ujar Karyono.
Karyono menduga, konflik internal partai akan diredam oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang masih cukup berpengaruh di Demokrat. Konflik ini sekaligus menjadi ajang pendewasaan politik bagi AHY.
"Diperlukan kepiawaian kubu AHY dalam mengelola konflik. Tidak hanya AHY yang diuji, tapi kelihaian dan pengaruh SBY menjadi taruhannya, SBY adalah benteng terakhir untuk mengamankan AHY sebagai ketua umum," ucap Karyono.
Diketahui, Demokrat baru saja memecat enam kadernya karena dugaan berusaha melengserkan AHY dari kursi ketua umum. Mereka adalah Darmizal, Yus Sudarso, Tri Yulianto, Jhoni Allen Marbun, Syofwatillah Mohzaib, dan Ahmad Yahya. Adapun Marzuki Alie diberhentikan dengan tidak hormat karena pelanggaran etika.
Marzuki pada hari ini akhirnya melaporkan AHY ke Bareskrim Polri atas dugaan pencemaran nama baik.