REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketika hati menjadi buta karena kebencian, akan muncul dorongan untuk melakukan apa saja untuk melawan orang yang dibencinya. Tanpa rasa malu dan tanpa rasa peduli sedikit pun.
Bahkan sampai mencoba meracuni kepada orang yang dibencinya agar menjadi sakit atau meninggal. Hal inilah yang pernah dialami Nabi Muhammad SAW di mana beliau pernah dihadiahi makanan daging domba yang beracun dari salah seorang wanita Yahudi bernama Zainab binti Harits. Dengan maksud agar Rasulullah SAW memakannya lalu lalu meninggal dunia.
Upaya meracuni Nabi SAW ini dilakukan seusai Umat Muslim berhasil menaklukan Yahudi di Khaibar. Zainab menaburkan racun ke dalam masakan daging domba yang menjadi kesukaan Rasulullah. Lalu makanan ini diberikan kepada Nabi sebagai hadiah atas kemenangan Perang Khaibar itu.
Rasulullah SAW pun menggigit daging tersebut lalu memuntahkannya lagi. Beliau mengetahui ada racun di dalam makanan tersebut karena diberitahu lengan dan bahunya. Rasulullah SAW berkata:
ارفعوا أيديكم فإن هذه الذراع والكتف تخبرنى بأنها مسمومة "Angkat tangan kalian (jangan memakannya). Lengan dan bahu ini memberitahuku bahwa makanan ini beracun."
Ditanyalah Zainab mengapa dia mencoba meracuni Rasulullah. Dia pun mengatakan, itu dilakukan karena ayah, suami dan saudara laki-lakinya tewas dalam Perang Khaibar melawan umat Muslim. Gagalnya upaya Zainab itu membuktikan kenabian Nabi Muhammad sehingga tidak ada lagi yang bisa meragukan kenabiannya.
Hidup selama bertahun-tahun setelah menggigit daging tersebut juga menunjukkan mukjizat pada diri Rasulullah SAW. Bahwa bagaimana pun urusan maut itu ada di tangan Allah SWT dan Dia-lah yang menentukan kapan waktunya.
Ketetapan Allah SWT mengharuskan Rasulullah SAW wafat dalam waktu yang telah ditentukan-Nya dan bukan pada waktu tepat setelah menggigit daging domba yang diracun itu.
Selain itu, kegagalan Zainab meracuni Nabi SAW juga bukti bahwa Allah SWT melindungi Rasulullah SAW dari orang-orang yang berupaya membunuhnya.
Sumber: saaid