REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Umat Islam diperintahkan untuk berbuat adil, sekalipun kebencian terhadap seseorang menguasainya hatinya. Perintah adil itu disampaikan Allah SWT dalam firman-Nya QS Al-Maidah ayat 8.
{وَلا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلا تَعْدِلُوا} "Dan jangan sekali-kali kebencian kalian terhadap sesuatu kaum mendorong kalian untuk berlaku tidak adil."
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menafsirkan ayat di atas artinya, jangan sekali-kali kalian biarkan perasaan benci terhadap se-suatu kaum mendorong kalian untuk tidak berlaku adil kepada mereka. Tetapi amalkanlah keadilan terhadap setiap orang, baik terhadap teman ataupun musuh, karena itulah disebutkan dalam lanjutan ayatnya:
{اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى} "Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.”(Al-Maidah: 8)
Yakni sikap adilmu lebih dekat kepada takwa daripada kamu mening¬galkannya.
Ibnu Katsir menyampaikan, fi'il yang ada dalam ayat ini menunjukkan keberadaan masdar yang dijadikan rujukan oleh dhamir-nya; perihalnya sama dengan hal-hal yang semisal lainnya dalam Alquran dan lain-lainnya. Sama halnya dengan pengertian yang ada di dalam firman-Nya:
{وَإِنْ قِيلَ لَكُمُ ارْجِعُوا فَارْجِعُوا هُوَ أَزْكَى لَكُمْ} Dan jika dikatakan kepada kalian.”Kembali (saja)lah" maka hendaklah kalian kembali. Itu lebih bersih bagi kalian.” (QS An-Nur: 28}
Adapun firman Allah SWT: “Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.” (QS Al-Maidah: 8), ungkapan ini termasuk ke dalam pemakaian af'alut tafdhil di tempat yang tidak terdapat pembandingnya sama sekali. Perihalnya sama de¬ngan apa yang terdapat dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Furqan ayat 24:
أَصْحَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَئِذٍ خَيْرٌ مُسْتَقَرًّا وَأَحْسَنُ مَقِيلا "Penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya."