Kamis 04 Mar 2021 23:56 WIB

Jenazah Kyal Sin, Remaja Demonstran di Myanmar Dimakamkan

Kematian demonstran Kyal Sin menjadi viral di media sosial

Funeral procession for 19-year old protester Angel, also known as Kyal Sin, who was killed during protests on Wednesday, in this still image from social media video, in Mandalay, Myanmar March 4, 2021.
Foto: Mizzima Daily via REUTERS
Funeral procession for 19-year old protester Angel, also known as Kyal Sin, who was killed during protests on Wednesday, in this still image from social media video, in Mandalay, Myanmar March 4, 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, NAYPIYDAW - Jenazah Kyal Sin, remaja Myanmar yang ditembak mati saat berunjuk rasa menentang pemerintahan militer, dimakamkan pada Kamis (4/3). Remaja berusia 19 tahun itu ditembak di kepala hingga tewas di tengah unjuk rasa di Kota Mandalay pada Rabu (3/3), saat memakai kaus bertuliskan "Semua akan baik-baik saja."

Ratusan pelayat, banyak dari mereka yang masih muda seperti dia, melewati peti matinya yang terbuka dan menyanyikan lagu-lagu protes, memberi hormat tiga jari untuk menentang dan meneriakkan slogan-slogan menentang kudeta militer yang telah menjerumuskan negara ke dalam kekacauan.

Kyal Sin adalah satu dari 38 orang yang tewas pada Rabu, menurut penghitungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Seorang juru bicara junta tidak menanggapi permintaan untuk mengomentari pembunuhan tersebut.

Sai Tun (32) yang menghadiri pemakaman, mengatakan dia tidak bisa menerima apa yang terjadi pada Kyal Sin."Kami merasa sangat marah atas perilaku tidak manusiawi mereka dan pada saat yang sama sangat sedih," kata dia kepada Reuters melalui telepon.

"Kami akan melawan kediktatoran sampai akhir. Kami harus menang."Terlepas dari slogan di bajunya, Kyal Sin menyadari risikonya saat dia pergi berunjuk rasa. Dia berdemonstrasi sambil mengenakan kartu penanda berisi golongan darahnya, nomor kontak, serta permintaan untuk menyumbangkan tubuhnya jika dia meninggal.

Baca juga : Junta Militer Myanmar tak Takut Sanksi Internasional

Ungkapan di kaus itu dengan cepat menjadi viral di media sosial di antara para penentang kudeta.Lebih dari 50 orang sejauh ini telah terbunuh saat militer berjuang untuk memaksakan otoritasnya, khususnya terhadap generasi Myanmar yang telah tumbuh dalam beberapa tahun terakhir di bawah pemerintahan yang dipimpin pelopor demokrasi Aung San Suu Kyi.

Militer, yang memerintah selama hampir 50 tahun hingga mulai mundur dari politik satu dekade lalu, mengatakan pemilu yang dimenangkan Suu Kyi secara mutlak pada November tahun lalu diwarnai kecurangan. Komisi pemilihan setempat menolak tudingan kecurangan itu.

Di pusat Kota Monywa, keluarga dan teman-teman berduka atas kematian penyair muda TZ Win, yang juga terbunuh pada Rabu.Sehari sebelum dia terbunuh, dia mengunggah puisi di Facebook dengan kalimat "Semakin keras nyanyian pemuda, semakin seluruh dunia akan dibersihkan". 

 

 

sumber : Reuters/Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement