REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengumumkan temuan varian baru virus Corona dari Inggris, B117 UK, di Karawang, Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan, temuan virus corona varian baru B117 UK ini datang dari dua warga Karawang setelah menjalani perjalanan internasional.
Pernyataan mengenai masuknya mutasi virus corona ini sebelumnya disampaikan lebih dulu oleh Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono pada Selasa (2/3). Pengumuman Wamenkes itu dilakukan tepat satu tahun berselang pengumuman dua kasus perdana Covid-19 oleh Presiden Jokowi pada 2020 lalu.
Lantas apakah artinya pemerintah kecolongan dalam mencegah masuknya varian baru virus corona?
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, bahwa pemerintah tidak bisa selamanya melumpuhkan mobilisasi yang juga dapat mengancam sektor sosial ekonomi lainnya. Secara diplomasi, ujarnya, Indonesia juga memiliki perjanjian perjalanan dengan beberapa negara.
"Pada prinsipnya, kejadian ini menjadi pembelajaran berharga bagi Indonesia untuk mengintensifkan pelaksanaan upaya antisipatif imported case baik yang teknis di pintu kedatangan, akurasi dari alat testing, prosedur karantina isolasi dan perawatan," kata Wiku dalam keterangan pers, Kamis (4/3).
Wiku tidak menampik atau membenarkan mengenai celah masuk mutasi yang memang ada melalui mobilitas WNI atau WNA dari luar negeri. Namun ia menekankan bahwa pemerintah akan meningkatkan pengawasan di pintu masuk untuk mencegah imported case.
Varian virus corona memang sudah banyak terdeteksi di dunia, sejak kemunculan pertamanya di Wuhan, China pada akhir 2019. Beberapa varian yang tercatat antara lain, B117 di Inggris, varian B1351 di Afrika Selatan, dan P1 di Brasil.
Sedangkan di Indonesia, varian virus corona yang mendominasi adalah tipe D614G yang sudah ditemukan di sejak April 2020.