Jumat 05 Mar 2021 09:25 WIB

SWF China Raup Return 12 Persen dari Investasi Luar Negeri

SWF China akan meningkatkan investasi langsung jadi 50 persen dari portofolio global.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Bendera China.
Foto: Pixabay
Bendera China.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Lembaga Sovereign Wealth Fund (SWF) yang mengelola dana investasi milik pemerintah China, China Investment Corp (CIC), membukukan pengembalian atau return lebih dari 12 persen dari investasi luar negeri pada 2020. Tingkat return ini menjadi yang terbesar yang pernah diperoleh lembaga SWF dengan aset mencapai 1 triliun dolar AS.

Sejak 10 tahun terkahir rata-rata tingkat return yang diperoleh CIC tidak lebih dari 6,6 persen. Wakil Presiden Eksekutif CIC Zhao Haiying mengharapkan pasar yang lebih tenang tahun ini bahkan ketika pembuat kebijakan mencoba untuk merangsang pertumbuhan tanpa memacu inflasi yang tak terkendali.

Baca Juga

"2020 adalah tahun yang sangat tidak biasa," kata Zhao yang juga merupakan anggota Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China seperti dilansir dari laman Bloomberg, Jumat (5/3).

Menurutnya CIC tetap pada posisinya sebagai investor jangka panjang meskipun ada pergerakan pasar. “Kami bertahan dalam ujian angin kencang dan ombak, dan memberikan hasil yang relatif baik,” ucapnya.

Perusahaan akan mempertahankan strateginya untuk meningkatkan alternatif dan investasi langsung menjadi 50 persen dari portofolio globalnya sebelum akhir 2022. "Itu mendekati target tahun lalu bahkan setelah kontribusi aset tersebut turun pada 2019 karena saham menguat," kata Zhao tanpa memberikan detil.

“Tahun lalu adalah ujian bagi kami dalam hal pengembalian portofolio dan manajemen investasi, tetapi hasilnya cukup baik,” kata Zhao menambahkan.

CIC menyesuaikan alokasi investasinya dengan fokus pada saham teknologi dan perusahaan Asia. Perusahaan mengubah struktur komite investasi pada awal tahun ini dengan membentuk dua badan baru untuk mengawasi investasi pada aset publik dan nonpublik. 

Langkah itu dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi pengambilan keputusan, memperdalam kerja sama antartim, dan menerapkan strategi alokasi aset dengan lebih baik untuk seluruh perusahaan, sehingga semua orang memiliki pandangan yang sama.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement