REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Perdana Menteri China Li Keqiang mengumumkan target pertumbuhan Negeri Tirai Bambu tahun 2021 di atas 6 persen. Target itu menandai menguatnya perekonomian China pasca-pandemi Covid-19. Tahun lalu, pandemi menyebabkan pertumbuhan ekonomi China hanya 2,3 persen, terlemah dalam beberapa dekade terakhir.
Pada Jumat (5/3)2, BBC melaporkan target yang disampaikan di Kongres Nasional Rakyat (NPC) ini menunjukkan ekonomi China rebound setelah pandemi mendorong kontraksi sebesar 6,8 persen pada kuartal pertama 2020. Perekonomian China bangkit di kuartal kedua 2020.
China menjadi satu-satunya negara adidaya yang perekonomiannya tumbuh pada tahun ini. Walaupun sedikit menurun dibandingkan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Kini pemerintah China berharap rebound terus terjadi sepanjang tahun ini.
"Target di atas 6 persen akan membuat kami mengerahkan energi penuh untuk mempromosikan reformasi, inovasi dan pembangunan berkualitas tinggi," kata Li Keqiang.
"Dalam menentukan target ini, kami telah memperhitungan aktivitas pemulihan ekonomi," tambahnya.
Berdasarkan beberapa ukuran target ini tampaknya cukup rendah hati. Karena jauh di bawah prediksi International Monetary Fund (IMF) yang memperkirakan tahun ini pertumbuhan ekonomi China mencapai 8,1 persen. Sejumlah pengamat memprediksi pertumbuhan ekonomi China akan menguat.
"Konsensus tahun ini sekitar 8 hingga 9 persen, tapi itu dari dasar yang rendah, fokusnya masih pada kualitas lawan kuantitas pertumbuhan," kata direktur investasi Fidelity Internasional, Catherine Yeung.