REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Alquran sebagai kitab suci umat Islam merupakan mukjizat yang tiada bandingannya. Di dalamnya, terdapat pesan yang tersirat bahwa Alquran adalah kabar gembira sekaligus peringatan.
Dilansir di Alukah, Jumat (5/3), secara bahasa, al-basyiru dimaknai dengan beragam arti. Dalam kamus Al-Maaniy misalnya, kata al-basyiru dapat berarti kabar gembira, bersuka hati, meramal, hingga membayangkan.
Namun secara istilah, kabar gembira atau al-basyiru itu dapat dimaknai sebagai kebaikan yang tersirat di wajah.
Artinya, ketika seseorang mendapatkan kabar gembira, maka umumnya wajahnya akan berseri-seri. Itu berarti, sesuatu yang baik akan menghampirinya. Allah berfirman dalam Alquran surat Yusuf ayat 96:
فَلَمَّا أَنْ جَاءَ الْبَشِيرُ أَلْقَاهُ عَلَىٰ وَجْهِهِ فَارْتَدَّ بَصِيرًا ۖ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ “Falamma an jaa-ahul-basyiru al-qaahu ala wajhih fartadda bashiran. Qaala; alam aqul lakum inniy a’lamu minallahi maa laa ta’lamun.”
Yang artinya: “Tatkala telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diletakkannya baju gamis itu ke wajah Yakub. Lalu kembalilah dia dapat melihat. Berkata Yakub; tidakkah aku katakan padamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya.”
Adapun an-nadziru secara bahasa dimaknai dengan beragam makna pula. Dalam susunan katanya, kata an-nadziru tersusun dari huruf nun, dzal, dan ra. Dalam kamus Al-Maaniy, kata an-nadziru dapat berarti disamarkan, sembunyi-sembunyi, memberi peringatan.
Adapun secara istilah, kata an-nadziru berarti sesuatu yang dilengkungkan untuk diluruskan sehingga menyasar layaknya busur yang dilempar ke sasaran yang tepat.
Busur yang ditembakkan ke sasaran, dimaknai sebagai sesuatu yang pasti. Artinya, peringatan yang tersirat di dalam Alquran adalah sebuah kepastian kepada orang-orang yang mengingkarinya.
Adapun penjelasan mengenai kabar gembira dan peringatan dalam Alquran itu dapat terlihat jelas sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Fushilat ayat 3-4:
كِتَابٌ فُصِّلَتْ آيَاتُهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ بَشِيرًا وَنَذِيرًا فَأَعْرَضَ أَكْثَرُهُمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ “Kutiba fushilat aayatihi Qur’anan Arabiyyan laqaumin ya’lamun. Basyirun wa nadzirun fa a’radha aktsaruhum fahum laa yasma’un.”
Yang artinya: “Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. Yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan.”
Dijelaskan bahwa gambaran tentang Alquran adalah mengabarkan kepada mereka yang mengimani itu dengan kabar perihal surga. Dan kemudian memberikan peringatan kepada yang mengingkarinya dengan ganjaran neraka.
Alquran adalah sebuah kabar gembira dan bagi mereka yang menaati dan mengharaginya. Sedangkan akan menjadi peringatan dan kabar penghukuman bagi mereka yang mengingkari dan menistakannya.
Sumber: alukah