REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sinyal positif bagi sektor properti di tahun 2021 menjadi momentum kebangkitan bisnis properti yang sempat terpuruk di tahun 2020 akibat dampak pandemi Covid-19. Hal itu berdampak pada peminat apartemen berkonsep transit oriented development (TOD) yang penjualannya menurun terimbas Covid-19.
Salah satu hunian vertikal yang terdampak adalah kawasan LRT City Ciracas - Urban Signature. Hunian ini menghadirkan era normal baru yang saat ini dibutuhkan oleh kaum urban di masa pandemi. Seperti sistem touchless pada lift dan area cuci tangan, juga penerapan jaga jarak di lobi, serta rutin melakukan penyemprotan disinfektan di area publik, juga mengelola sampah dengan baik. Di samping itu, fasilitas apartemen seperti outdoor gym, pool, jalur pedestrian, bicycle track, dan jogging track diperhatikan penerapan protokol kesehatan.
"Ciracas merupakan kawasan sunrise properti dengan adanya pembangunan infrastruktur penunjang yang masif seperti LRT Jabodebek dan kawasan kami terhubung langsung dengan Stasiun LRT Ciracas," kata Project Director LRT City Ciracas Urban Signature, Chaerul Annas dalam keterangan tertulisnya Jumat (5/3). Menurutnya, LRT City Ciracas - Urban Signature adalah kawasan LRT City terluas di Jakarta dengan luas lahan mencapai 6,2 hektar dan lebih dari 45 persen adalah lahan hijau yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti stasiun LRT di dalam kawasan, mall, swimming pool dan fasilitas modern lainnya.
LRT City Ciracas Urban Signature akan memiliki 5 tower apartemen, yakni Azzure, Beige, Cerise, Denim, dan Emerald dengan total unit mencapai 3668 unit. Pihaknya juga akan menggandeng Travelio, jasa penyewaan properti daring dengan periode jangka pendek dan panjang. Diharapkan LRT City Ciracas-Urban Signature dapat mencapai target penjualan Rp 143 miliar rupiah di tahun 2021.
Pasar apartemen juga dinilai optimitis menghadapi tahun 2021, dikarenakan adanya kebijakan dan kemudahan yang diberikan Pemerintah untuk lebih menggiatkan sektor properti. Diantaranya, pembebasan pajak properti, relaksasi kredit pemilikan rumah (KPR) uang muka nol persen, rate bunga bank lebih rendah, perubahan Undang-Undang Cipta Kerja, diizinkannya kepemilikan properti oleh Warga Negara Asing (WNA), dan percepatan proses perijinan.
Selain itu dengan mulai terlihatnya pertumbuhan ekonomi global, yang berdampak pada perekonomian Indonesia yang mulai tumbuh membaik. "Hal tersebut yang turut berkontribusi dalam mendongkrak daya beli masyarakat terhadap produk properti,"kata Direktur Pemasaran PT Adhi Commuter Properti Indra Syahruzza.