REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Executive Director Shopee Indonesia Handhika Jahja mengatakan Shopee selalu bekerja sama erat dengan pemerintah dalam upaya mengembangkan UMKM dengan mengikuti peraturan yang berlaku. Pernyataan ini Handhika sampaikan dalam menjawab dugaan praktik predatory pricing atau strategi merusak harga pasar.
"Shopee selalu bekerja sama dengan idEA (Asosiasi E-commerce Indonesia) untuk memberi tanggapan satu suara dari seluruh pelaku industri perihal kebijakan baru," ujar Handhika dalam keterangan tertulis kepada Republika di Jakarta, Jumat (5/3).
Secara berkelanjutan, kata Handhika, Shopee akan terus menjalankan rangkaian program dan inovasi untuk menguatkan para pelaku UMKM yang mana produk pedagang lokal mendominasi 97 persen penjualan di aplikasi Shopee melalui rangkaian program edukasi, pelatihan, dan pendampingan bersama beberapa kementerian dan lembaga pemerintah melalui program Kampus Shopee.
"Kami juga akan terus mendorong ekspor pelaku UMKM, melanjutkan keberhasilan dari peningkatan transaksi ekspor harian hingga enam kali lipat dalam kurun waktu setengah tahun sejak Juni 2020 hingga Januari 2021," ucap Handhika.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut saat ini banyak praktik predatory pricing. Kendati Jokowi tidak menyebut secara spesifik sektor usaha yang dimaksud, namun praktik predatory pricing ini lekat dengan perdagangan digital.
Jokowi pun meminta Kementerian Perdagangan membuat regulasi demi menjaga persaingan usaha yang sehat tanpa kecurangan seperti predatory pricing.
"Sekarang ini banyak praktik-praktik predatory pricing. Hati-hati dengan ini bisa membunuh yang kecil-kecil. Yang sudah berkali-kali juga saya sampaikan kepada pak menteri khususnya Pak Mendag agar ini betul-betul dipagari," kata Jokowi dalam pembukaan Rakernas HIPMI di Istana Bogor, Jumat (5/3).