Sabtu 06 Mar 2021 13:09 WIB

Bakal Ada Impor Beras, Kementan Fokus Kawal Masa Panen Padi

Diperkirakan terjadi kenaikan produksi gabah sebanyak 5,37 juta ton di Januari-April.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Agus Yulianto
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan petani mengoprasikan mesin pemotong padi saat panen raya.
Foto: Antara/Ardiansyah
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan petani mengoprasikan mesin pemotong padi saat panen raya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, mulai fokus pada pengawalan masa panen padi di seluruh Indonesia yang akan masuk pada bulan Maret-April 2021. Adanya prediksi kenaikan produksi padi oleh Badan Pusat Statistik (BPS), menjadi harapan positif bagi kesejahteraan petani tahun ini.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, mengatakan, sesuai data BPS, diperkirakan terjadi kenaikan produksi gabah sebanyak 5,37 juta ton pada periode Januari-April 2021 dibandingkan periode sama tahun lalu.

"Bila ini terjadi, maka produksi yang tinggi ini harus mendapatkan prioritas untuk diserap pasar, agar kerja keras petani memberi dampak pada kesejahteraan," kata Kuntoro dalam pernyataan resminya, Jumat (5/3).

Pihaknya berharap Bulog dan pasar domestik dapat menyerap secara penuh hasil petani. "Kita harus bangga negara kita bisa menyiapkan sendiri stok pangan untuk negeri,” katanya menambahkan.

Lebih lanjut, Kuntoro mengatakan, upaya peningkatan produktivitas padi juga terus berjalan melalui program food estate yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo. Kuntoro menambahkan saat ini Kalimantan Tengah dan Sumba Tengah sedang masuk masa tanam dan menjelang panen.

“Mudah-mudahan ikhtiar kita menyiapkan pangan untuk negeri mendapat dukungan penuh masyarakat. Tekad kita sama, membuat petani bangga berkontribusi untuk pangan ditengah pandemi,” ujarnya.

Pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk melakukan impor beras sebanyak 1 juta ton pada tahun ini. Impor tersebut diklaim akan digunakan sebagai stok cadangan beras dan dipastikan tidak akan menganggu proses penyerapan gabah oleh Bulog kepada para petani.

"Seandainya stok beras kita kurang maka kita bisa dengan utusan dari Mendag (Menteri Perdagangan) kemarin ada rakortas (rapat koordinasi terbatas) rencana akan impor beras dari luar sekitar 1 juta ton," kata Wakil Direktur Utama Bulog, Gatot Trihargo, Jumat (5/3).

Gatot menuturkan, volume impor itu terdiri dari 500 ribu ton beras untuk cadangan beras pemerintah dan 500 ribu ton beras untuk keperluan beras komersial Bulog yang diperdagangkan secara bebas.

Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal, menjelaskan, memang benar bahwa berdasarkan hasil Rapat Koordinasi Terbatas level Kementerian Koordinator Perekonomian, Bulog mendapat penugasan untuk melakukan impor beras.

Meski demikian, ia memastikan Bulog akan tetap mempertimbangkan masa panen dan jumlah stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang tersimpan di gudang-gudang Bulog.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement