Sabtu 06 Mar 2021 14:56 WIB

Kudeta Merangkak Soeharto Lewat Supersemar

Hingga kini naskah Supersemar yang asli belum ditemukan.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Karta Raharja Ucu
Detik-detik terbitnya Supersemar
Foto: Kurnia Fakhrini
Detik-detik terbitnya Supersemar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setiap tanggal 11 Maret, masyarakat Indonesia diperingati kejadian yang tidak terlupakan, yakni lahirnya surat perintah sebelas Maret (Supersemar). Surat itu ditandatangani oleh Presiden Soekarno pada tanggal 11 Maret 1966. Yang menjadi kontroversial adalah sampai saat ini, keberadaan supersemar versi asli belum tidak ditemukan.

Dosen Ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta, Kuncoro Hadi mengatakan Supersemar jelas ada. Ini diperkuat pada pidato Presiden Soekarno perayaan Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1966.

“Dia (Presiden Soekarno) menjelaskan soal surat perintah itu bukan pengalihan kekuasaan. Dia hanya menyebutkan soal pengamanan kekuasaan dan menyebut bahwa Presiden Soeharto sudah menjalankan dengan baik. Tapi konteks menjalankan dengan baik saya tidak tahu,” kata Kuncoro kepada Republika.co.id, Kamis (4/3).

Pidato tersebut membuktikan Supersemar memang ada, hingga menjadi polemik sampai sekarang. Yang menjadi persoalan, kata dia, keberadaan Supersemar asli belum ditemukan. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) saat ini menyimpan empat versi dan semuanya palsu.