Sabtu 06 Mar 2021 15:02 WIB

Kerja Sama Pertamina-ADNOC Pastikan Pasokan LPG.

Pertamina menyebut kerja sama dengan ADNOC untuk jaga pasokan LPG Nasional

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja beraktivitas di dekat tangki timbun di Depot LPG Tanjung Priok. Pertamina menandatangani Sales Confirmation Agreement LPG dan Sulphur yang memastikan Pertamina mendapatkan pasokan LPG dan Sulphur dari Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC), Jumat (5/3).
Foto: Aprillio Akbar/Antara
Pekerja beraktivitas di dekat tangki timbun di Depot LPG Tanjung Priok. Pertamina menandatangani Sales Confirmation Agreement LPG dan Sulphur yang memastikan Pertamina mendapatkan pasokan LPG dan Sulphur dari Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC), Jumat (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina menandatangani Sales Confirmation Agreement LPG dan Sulphur yang memastikan Pertamina mendapatkan pasokan LPG dan Sulphur dari Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC), Jumat (5/3). 

Penandatanganan ini dilakukan Vice President Trading & Other Business Sub Holding Commercial & Trading (SH C&T) PT Pertamina (Persero), Maya Kusmaya, dengan Senior President International Relations ADNOC, Salem Al Meheiri, dalam kegiatan Business Forum Indonesia – Emirates Amazing Week (IAEW) dan disaksikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan serta Menteri Energi dan Infrastruktur Persatuan Emirat Arab (PEA) Suhail Al Mazroeui.

Direktur Pemasaran Pusat & Niaga PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero), Hasto Wibowo, mengatakan, kebutuhan LPG nasional pada 2022 diperkirakan akan mencapai 8,30 juta ton dan meningkat menjadi 9,12 juta ton pada 2023, dan 10,01 juta ton pada 2024. 

Hasto menyampaikan, kerja sama ini memastikan keamanan pasokan LPG nasional yang diproyeksikan terus meningkat setiap tahunnya. "Saat ini balance kebutuhan impor LPG nasional mencapai 6 juta ton per tahun. Harapannya, dengan kerja sama ini Pertamina dapat memperluas sumber pasokan dan menjaga kestabilan pasokan," ujar Hasto dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu (6/3).

Hasto menambahkan, perjanjian ini dimungkinkan diperpanjang setiap tahunnya dengan tetap dilakukan evaluasi terlebih dahulu sebelum perjanjian berakhir. Hasto mengatakan, kerja sama ini merupakan salah satu strategi pengadaan bundling produk LPG dan petrokimia yang dibeli langsung dari produser. 

"Diharapkan kerja sama ini dapat menciptakan peluang kolaborasi jangka panjang untuk produk LPG dan petrokimia dengan tentunya tetap memperhatikan perkembangan dari bisnis petrokimia serta mengacu kebijakan bauran energi nasional sebagaimana tercantum dalam RUEN," kata Hasto menambahkan. 

Sementara itu, Senior President International Relations ADNOC, Salem Raheb Al Meheiri, menyambut baik kerja sama strategis dengan Pertamina. "Sebagai salah satu produsen LPG, minyak mentah, dan petrokimia terbesar di dunia, ADNOC menjamin akan memasok produk dengan andal ke Indonesia," ujar Saleem.

Duta Besar RI untuk PEA Husin Bagis juga turut menyambut positif penandatanganan yang dilakukan oleh Pertamina dan ADNOC tersebut. "Dari KBRI kami berharap realiasi kerja sama di bidang pasokan LPG dan Sulphur ini dapat membuka peluang kerja sama lain, seperti petrokimia, maupun downstream industry lainnya di masa mendatang," kata Husin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement