REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Paus Fransiskus membuka kunjungan kepausan ke Irak dengan permohonan agar negara itu melindungi keragamannya yang telah berusia berabad-abad, Jumat (5/3). Dia berharap umat Islam di sana untuk merangkul umat Kristen sebagai sumber daya yang berharga.
"Hanya jika kita belajar untuk melihat melampaui perbedaan kita dan melihat satu sama lain sebagai anggota dari keluarga manusia yang sama,” kata Paus Francis kepada pihak berwenang Irak dalam pidato sambutannya.
Pada pertemuan yang penuh kemegahan dengan Presiden Barham Salih di sebuah istana di dalam Zona Hijau Baghdad, Paus Francis mengatakan, umat Kristen dan minoritas lainnya di Irak berhak mendapatkan hak dan perlindungan yang sama seperti mayoritas Muslim Syiah. "Keragaman agama, budaya dan etnis yang telah menjadi ciri khas masyarakat Irak selama ribuan tahun adalah sumber daya yang berharga untuk ditarik, bukan hambatan untuk dihilangkan,” katanya.
"Irak hari ini dipanggil untuk menunjukkan kepada semua orang, terutama di Timur Tengah, bahwa keragaman, alih-alih menimbulkan konflik, harus mengarah pada kerja sama yang harmonis dalam kehidupan masyarakat," ujar Paus Francis.
Kunjungan Paus Fransiskus bertujuan untuk mendorong populasi Kristen Irak yang menyusut akibat kekejaman ISIS dan menghadapi diskriminasi. Dia meminta umat Kristen untuk tinggal dan membantu membangun kembali negara yang hancur oleh perang dan perselisihan.
"Akankah kita dapat memulai proses yang efektif untuk membangun kembali dan menyerahkan kepada generasi mendatang dunia yang lebih baik, lebih adil, dan lebih manusiawi," ujar Paus Fransiskus.
Paus berusia 84 tahun itu mengatakan kepada wartawan di atas pesawat kepausan bahwa senang bisa melanjutkan perjalanannya lagi. Perjalanan pertama setelah pandemi terjadi ini sangat simbolis karena memilih Irak. Wilayah ini adalah tempat kelahiran Abraham yang dihormati oleh Muslim, Kristen dan Yahudi. "Ini adalah perjalanan simbolik. Ini juga merupakan kewajiban atas tanah yang tersiksa selama bertahun-tahun," ujar Paus Fransiskus.
Kunjungan ke Irak ini sejalan dengan upaya lama Paus Francis untuk meningkatkan hubungan dengan dunia Muslim. Upaya ini telah dipercepat dalam beberapa tahun terakhir dengan persahabatannya dengan seorang ulama Sunni terkemuka, Sheikh Ahmed el-Tayeb. Upaya tersebut akan mencapai titik pencapaian baru dengan pertemuan Paus dengan ulama terkemuka Syiah Irak dan tokoh yang dihormati di Irak dan sekitarnya, Ayatollah Ali al-Sistani, pada Sabtu (6/3).