Sabtu 06 Mar 2021 18:07 WIB

Doni Tinjau kesiapan KBM di Perguruan Tinggi Kemenhub

Penting sekali bagi para peserta didik termasuk pengasuh untuk cek status kesehatan.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengunjungi Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) di Curug, Tangerang, Banten, Sabtu (6/3). Kunjungannya guna meninjau kesiapan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka di salah satu Perguruan Tinggi di bawah naungan Kementerian Perhubungan.

"Penting sekali bagi para peserta didik termasuk pengasuh untuk di cek status kesehatannya. Apabila pengasuh punya komorbid, sebaiknya tidak melakukan pertemuan fisik," ujar Doni seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Sabtu (6/3). Turut hadir dalam kunjungan itu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi

Dalam rangka pemenuhan standar pembelajaran sesuai dengan ketentuan International Civil Aviation Organization (ICAO) untuk penerbangan dan International Maritime Organization (IMO) untuk pelayaran, maka sejumlah Perguruan/Sekolah Tinggi berbasis transportasi tengah menyiapkan kegiatan belajar mengajar dengan cara tatap muka. Mengingat sekolah kejuruan memiliki perbandingan kegiatan praktik lebih besar dibandingkan kegiatan teori. 

Doni Monardo yang juga menjabat sebagai Ketua Satgas Covid-19 menyampaikan, perlunya penerapan protokol kesehatan dalam proses KBM. Dia mengakui, dalam proses belajar mengajar terutama bidang penerbangan diperlukan adanya kegiatan praktik untuk menunjang metode pembelajaran. Menurutnya, hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa kebiasaan baru dengan screening awal yang cukup ketat. Mulai dari peserta didik memasuki asrama dilakukan pengecekan suhu, pengisian formulir kesehatan, dilanjutkan swab antigen oleh petugas lengkap dengan berpakaian Alat Pelindung Diri (APD). "Apabila ada yang terdeteksi reaktif maka segera diarahkan ke ambulans untuk mendapatkan perawatan lanjutan," tegasnya.

Doni juga berpesan, kebiasaan baru ini harus di monitor dan dilaksanakan secara disiplin. "Manajemen agar mengatur supaya tidak banyak orang keluar masuk, Disiplin harus selalu tetap dijalankan " ujarnya.

Budi Karya Sumadi menyampaikan, bahwa telah disiapkan mobil unit ambulans dan perlengkapan APD lengkap untuk mendukung kebiasaan baru dalam proses belajar mengajar. "Kami sudah siapkan ambulans apabila ada yg terdeteksi orang tanpa gejala (OTG) dan sedia selalu seragam APD" ujar Budi.

Setelah itu, sterilisasi juga dilakukan pada semua perangkat pendukung dalam kegiatan belajar termasuk pesawat latih. Penyemprotan disinfektan juga dilakukan secara berkala dan terjadwal guna menjaga kebersihan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement