Sabtu 06 Mar 2021 18:33 WIB

Normalisasi Kali Bekasi, Pondok Gede Permai Jadi Prioritas

Pondok Gede Permai masuk prioritas karena tanggulnya sudah jebol.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Indira Rezkisari
Petugas mengevakuasi warga menggunakan perahu karet saat terjadi banjir di Perumahan Pondok Gede Permai, Bekasi, Jawa Barat.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas mengevakuasi warga menggunakan perahu karet saat terjadi banjir di Perumahan Pondok Gede Permai, Bekasi, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Program pengendalian banjir di Kali Bekasi mulai dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC). Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) Kecamatan Jatiasih dan Pondok Mitra Lestari (PML) Kecamatan Bekasi Selatan menjadi lokasi yang diprioritaskan untuk dikerjakan segera.

Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto Tjahyono, menerangkan, dua kawasan tersebut menjadi prioritas lantaran tanggul yang digunakan untuk menahan limpasan air kali sudah jebol.

Baca Juga

"Di PGP dan PML itu kan tanggulnya jebol. Apalagi ini kan musim hujannya belum selesai. Jadi salah satu yang prioritas dikerjakan itu di PGP dan PML," kata Tri, Jumat (5/3).

Jika dilihat dari kontraknya, BBWSCC sudah harus mengerjakan proyek normalisasi di Kali Bekasi sejak akhir Februari 2021 lalu. Namun, sebelum dikerjakan secara total, banjir terlanjur merendam dua kawasan tersebut pada dua bulan di awal tahun kemarin.

Politikus Partai PDIP itu mengatakan, penanggulangan tanggul jebol di PGP diatasi menggunakan geo bag yang bersifat semi permanen.

"Walaupun (di PGP) sifatnya sementara, tapi itu juga sudah semi permanen. Jadi awal dikasih geo bag, sekarang belakangnya sudah mulai dipermanen. Kemudian yang di PML juga roboh tuh, jadi juga dilakukan perbaikan karena melihat situasional yang ada," ungkap Tri.

Normalisasi Kali Bekasi sendiri dibagi menjadi 7 paket. Paket pertama akan dikerjakan lebih dulu di sepanjang kurang lebih 12 kilometer bibir Kali Bekasi. Mulai dari titik pertemuan Cileungsi-Cikeas (P2P) hingga Bendung Bekasi, yang menggelontorkan dana hingga Rp 600 miliar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement