REPUBLIKA.CO.ID, PIRU – Pakar kelautan dan perikanan IPB University, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS mengemukakan Prpovinsi Maluku, khususnya Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), bisa menjadi lumbung ikan nasional. Ia menegaskan hal tersebut pada Seminar Pembangunan Daerah Sektor Kelautan dan Perikanan yang diadakan oleh Pemda Kabupaten Seram Bagian Barat di Piru, Kamis (4/3).
Seminar itu dibuka oleh Bupati Seram Bagian Barat Drs M Yasin Payapo MPd. Acara itu dihadiri Dr Lukman Malanuang, Hj Dhifla Ola SH, kepala dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, dan seluruh kepala dinas Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Rokhmin menjelaskan empat tanda lumbung ikan nasional adalah volume produksi ikan dan produk perikanan lainnya di Provinsi Maluku lebih besar dari pada kebutuhan (demand)-nya secara berkelanjutan (sustainable); industri pengolahan hasil perikanan berkelas dunia dan Sistem Logistik Perikanan yang terkoneksi dengan Global Supply Chain System.
Kemudian, kelebihan produksi dapat dipasarkan ke wilayah Indonesia lainnya dan diekspor dengan harga sesuai ‘nilai keekonomian’. “Selain itu, seluruh pelaku usaha perikanan (nelayan, pembudidaya ikan, pengolah hasil perikanan, dan pedagang) bisa hidup sejahtera (income) di atas 300 dolar AS (Rp 4,2 juta)/orang/bulan),” kata Prof Rokhmin dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Rokhmin menguraikan model pembangunan kawasan industri kelautan dan perikanan terpadu untuk mewujudkan Provinsi Maluku (khususnya Kabupaten Seram Bagian Barat) sebagai lumbung ikan nasional. Pertama, memperhatikan sarana produksi, yakni kapal ikan, alat tangkap, pakan, dan benih.
“Kedua, memperhatikan infrastruktur, yang mencakup pelabuhan, bandara, jalan, listrik, Telkom dan internet, dan air bersih,” kata Rokhmin yang membawakan makalah berjudul “Pembangunan Kelautan dan Perikanan Terpadu Berbasis Inovasi Meningkatkan Daya saing, Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas dan Kesejahteraan Masyarakat Secara Berkelanjutan di Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku”.
Ketiga, sektor kelautan dan perikanan yang dikembangkan menkaup pariwisata bahari, perikanan tangkap, perikanan budidaya, dan industri pengolahan.
“Perikanan budidaya yang perlu dikembangkan teurtama tambak udang Vaname, dan budi daya laut (kakap, bawal, bintang, kerapu, cobia, gonggong, dan rumput laut),” papar Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB itu.
Terkait indutri pengolahan, Rokhmin menekankan pentingnya keberadaan pabrik es, dan cold storage. “Hal yang tidak kalah pentingnya adalah pabrik pengolahan untuk added-value produk perikanan, dan pabrik pengolahan rumput laut. Ini perlu melibatkan BUMD, BUMN, swasta nasional dan global, dan koperasi,” kata Rokhmin yang juga koordinator Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2020 - 2024
Saat ini potensi perikanan tangkap di Provinsi Maluku mencapai 1,64 juta ton/tahun. Sedangkan potensi perikanan budidaya 2 juta ton/tahun. Total sekitar 3,6 juta ton.
Terkait pasar, ia mengemukakan, jangan hanya terpaku pasar lokal. “Produk kelautan dan perikanan Kabupaten Seram Bagian Barat juga harus membidik pasar nasional dan ekspor,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Rokhmin memaparkan status dan tantangan pembangunan Kabupaten Seram Barat. Antara lain, angka kemiskinan mencapai 25,16 persen (tertinggi ke-4 di Maluku), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) /kapita Rp 17,50 juta (terendah ke-2 di Maluku), dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 65,49 (peringkat-6 di Maluku).
Ia pun memaparkan keadaan umum, potensi dan tingkat pemanfaatn ekonomi kelautan dan perikanan Kabupaten Seram Bagan Barat. Kemudian, ia menjelaskan peta jalan pembangunan menuju Kabupaten Seram Bagian Barat yang maju, sejahtera, mandiri, dan diberkahi Tuhan Yang Mahaesa. Termasuk di dalamnya menjadikan Maluku (khususnya Kabupaten Seram Bagian Barat) sebagai lumbung ikan nasional.
Dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Kabupaten Bagian Barat, Rokhmin Dahuri dan rombongan berkesempatan mengunjungi pasar ikan di Piru, pelabuhan di Hatu, tempat pelelangan ikan di Waeyoho, Desa Kawa, dan tempat penyulingan minyak kayu putih di Dusun Kotania .