REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- China telah meretas sedikitnya 30 ribu organisasi Amerika Serikat (AS) termasuk pemerintah lokal dalam beberapa hari terakhir. Menurut seorang spesialis keamanan komputer, peretasan itu merupakan kampanye spionase dunia maya oleh China yang 'sangat agresif'.
“Setidaknya 30 ribu organisasi di seluruh Amerika Serikat termasuk sejumlah besar bisnis kecil, kota kecil, kota besar, dan pemerintah lokal, selama beberapa hari terakhir telah diretas oleh unit spionase dunia maya China yang luar biasa agresif yang berfokus pada pencurian email dari organisasi korban," ujar spesialis keamanan komputer Brian Krebs, dilansir Aljazirah, Ahad (7/3).
Krebs melaporkan, peretas telah menguasai ribuan sistem komputer di seluruh dunia. Mereka menggunakan perangkat lunak yang dilindungi oleh kata sandi yang dimasukkan ke dalam sistem.
Kampanye itu telah mengeksploitasi kekurangan dalam perangkat lunak Microsoft Exchange, mencuri email, dan menginfeksi komputer dengan alat yang memungkinkan para hacker mengambil kendali dari jarak jauh. Juru bicara Gedung Putih Jennifer Psaki mengatakan, peretasan tersebut adalah ancaman aktif.
"Ini ancaman aktif. Setiap orang yang menjalankan server ini perlu bertindak sekarang. Kami prihatin dengan banyaknya jumlah korban," ujar Psaki.
Sebelumnya, Microsoft mengatakan, sekelompok peretas yang disponsori oleh China sedang mengeksploitasi kelemahan keamanan dari layanan Microsoft Exchange untuk mencuri data dari pengguna bisnis.Microsoft mengatakan, kelompok peretas yang bernama "Hafnium" itu adalah aktor yang sangat terampil dan canggih.